Ekonomi NTT Naik 5,44 Persen, Lapangan Usaha Hingga Peternakan Jadi Penggerak Utama

- Jurnalis

Rabu, 6 Agustus 2025 - 17:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kupang, NTTPedia.id – Ekonomi Nusa Tenggara Timur tumbuh 5,44 persen (yoy) pada triwulan II 2025, dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh hanya 4,55 persen year on year.

 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur, Agus Sistyo Widjajati mengatakan, kinerja lapangan usaha (LU) pertanian, kehutanan, dan peternakan tumbuh menguat sebesar 7,08% (yoy).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

 

“Seiring dengan peningkatan produksi tanaman bahan makanan (tabama), dan komoditas peternakan yang memicu akselerasi aktivitas usaha pada LU Perdagangan dan Ekspor, dimana masing-masing tumbuh 12,90% (yoy) dan 39,89% (yoy),” jelasnya, Rabu (6/8/2025).

 

Menurutnya, perkembangan ini mendukung terjaganya daya beli masyarakat seiring dengan Konsumsi rumah tangga yang tumbuh positif 3,25% (yoy), ditengah laju inflasi yang tercatat 3,03% (yoy) hingga Juli 2025 atau terjaga pada kisaran sasaran 2,5±1%.

 

“Perkembangan ini sejalan dengan fokus sinergi Bank Indonesia Provinsi NTT bersama mitra dalam mendorong peningkatan produktivitas dan daya saing komoditas unggulan,” jelas Agus Sistyo Widjajati.

 

Masih menurutnya, penguatan produktivitas telah dilaksanakan melalui dua pendekatan, yaitu pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan akselerasi mekanisasi pertanian di Provinsi NTT.

 

Pengembangan kapasitas SDM pertanian diperkuat melalui implementasi Good Agricultural Practices (GAP), baik dalam penggunaan benih, pemupukan, hingga metode tanam yang ideal.

Baca Juga :  Bank NTT Resmi Luncurkan Kredit Kendaraan Tanpa DP, Hari Pertama Bukukan Rp. 2,1 M

 

Implementasi GAP ini juga dioptimalkan dengan program percepatan mekanisasi, meliputi bantuan mesin pengering, cultivator, traktor, pompa air, benih unggul, mesin huller, cold storage, dan kendaraan angkut.

 

“Hingga paruh pertama tahun 2025, program-program ini telah diimplementasikan untuk komoditas beras, jagung, kopi, garam, perikanan tangkap, dan bawang merah,” tambah Agus Sistyo Widjajati.

 

Sinergi dalam upaya memperkuat nilai tambah komoditas unggulan dilakukan hingga terciptanya suatu ekosistem supply dan demand yang berkelanjutan, meliputi perjanjian kerja sama ekspor.

 

Seiring dengan penguatan supply dan produktivitas, Bank Indonesia Provinsi NTT turut memfasilitasi pelaksanaan business matching dan kerja sama ekspor agar diperoleh nilai tambah yang optimal.

 

Agus Sistyo Widjajati menjelaskan, bersama dengan jajaran Sinode GMIT, telah dibentuk toko pangan GG Mart yang berfungsi sebagai offtaker produk pertanian dan UMKM masyarakat.

 

Perjanjian Kerja Sama dan business matching ekspor telah diinisiasi bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTT dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin), yang dilaksanakan pada Senin (21/4) untuk komoditas daun kelor dan Senin (28/7), antara NTT dan Jawa Timur dengan nilai transaksi melebihi tiga miliar rupiah untuk periode 1 (satu) tahun.

Baca Juga :  Sukses Jalankan Transformasi Digital, 96,7% Nasabah BRI Gunakan Digital Channel

 

“Kedepan, business matching akan dilakukan pada Agustus 2025 antara NTT dengan Timor Leste, dan Oktober 2025 dalam rangka penguatan kembali kerjasama antara NTT dan Jawa Timur. Adapun setiap kegiatan ini dilakukan dengan mengusung semangat bangga produk buatan NTT,” ujarnya.

 

Sinergi kedepan perlu terus diperkuat untuk meningkatkan kinerja perekonomian domestik di tengah ketidakpastian global. Mengakhiri paruh pertama tahun 2025, perekonomian NTT tahun 2025 telah mencatatkan pertumbuhan akumulatif sebesar 5,10% (ctc).

 

Capaian akseleratif ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi NTT tahun 2024 yang sebesar 3,73% (ctc). Penguatan kedepan perlu dilakukan terutama untuk meningkatkan investasi swasta, terutama untuk industri padat karya, dan memperkuat stabilitas harga guna memastikan terjaganya daya beli masyarakat dan pendapatan yang terdistribusi dengan lebih inklusif.

 

“Dalam rangka mempertahankan stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15-16 Juli 2025 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 5,25% guna meningkatkan demand pembiayaan dengan terus mencermati ruang penurunan suku bunga kedepan,” tutup Agus Sistyo Widjajati.

Berita Terkait

Melki Dorong NTT Jadi Poros Baru Melanesia di Asia Pasifik
Jernihkan Persoalan Dengan Pendeta Nelson, Yusinta Nenobahan dan Kuasa Hukum Penuhi Undangan Sinode GMIT
Melki Laka Lena Dorong Kawasan Ekonomi Khusus di Perbatasan RI–Timor Leste
Jembatan Palmerah dan Pembangkit Listrik Arus Laut Didorong Jadi Proyek Strategis Nasional
Tokoh Muda Diaspora NTT di Jakarta Dukung Rencana Pergub Jam Belajar di NTT : Dekati Kaum Muda dengan Buk
Orang Tua Murid di NTT Dukung Jam Belajar di Rumah Untuk Kurangi Kecanduan Gadget, Perkuat Literasi Anak
Gagasan Jam Belajar Melki, Guru Besar Undana: Ide Bagus Tapi Belum Sentuh Akar Masalah Pendidikan
Gagasan Jam Belajar Gubernur Melki Laka Lena Kelanjutan Semangat Gong Belajar Era Frans Lebu Raya

Berita Terkait

Minggu, 26 Oktober 2025 - 13:17 WIB

Melki Dorong NTT Jadi Poros Baru Melanesia di Asia Pasifik

Kamis, 23 Oktober 2025 - 17:29 WIB

Jernihkan Persoalan Dengan Pendeta Nelson, Yusinta Nenobahan dan Kuasa Hukum Penuhi Undangan Sinode GMIT

Selasa, 21 Oktober 2025 - 19:46 WIB

Melki Laka Lena Dorong Kawasan Ekonomi Khusus di Perbatasan RI–Timor Leste

Selasa, 21 Oktober 2025 - 07:47 WIB

Jembatan Palmerah dan Pembangkit Listrik Arus Laut Didorong Jadi Proyek Strategis Nasional

Kamis, 16 Oktober 2025 - 15:28 WIB

Tokoh Muda Diaspora NTT di Jakarta Dukung Rencana Pergub Jam Belajar di NTT : Dekati Kaum Muda dengan Buk

Berita Terbaru