Kupang, NTTPedia.id,- Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Kupang, Wildrian R. Otta, memaparkan transformasi besar yang dilakukan pihaknya dalam menghidupkan kembali Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Kupang. Perubahan ini membuat tingkat kunjungan masyarakat melonjak drastis dalam satu tahun terakhir.
Pada tahun 2025, Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Kupang mencatat lonjakan kunjungan yang signifikan total 55.000 kunjungan tercatat per bulan November. Pada tahun 2024, jumlah kunjungan berada pada angka 24.000.
Wildrian menjelaskan bahwa saat MPP diluncurkan secara serentak bersama 10 kabupaten/kota lainnya di Indonesia, fasilitas MPP Kota Kupang belum sepenuhnya siap sehingga sejumlah layanan tidak bertahan lama. Hal ini menyebabkan tingkat kunjungan saat awal hanya berada di angka 200 hingga 300 kunjungan per bulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ketika saya ditugaskan pada Maret, selama satu bulan kami melakukan observasi. Lalu pada April kami langsung melakukan rebranding dan mengganti moto lama menjadi ‘BESTI, Beres dan Pasti’. Filosofinya sederhana, MPP adalah bestinya masyarakat, dan masyarakat adalah bestinya MPP,” ujar Wildrian.
Ia menjelaskan bahwa layanan di MPP kini dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu layanan terintegrasi dan ekosistem layanan. Layanan terintegrasi mencakup layanan yang memiliki keterkaitan langsung, seperti pengurusan SIM yang terhubung dengan NIK dan BPJS Kesehatan.
Sementara itu, ekosistem layanan mencakup layanan yang saling terkait namun tidak wajib digabung, misalnya pengurusan PBB bersama bank atau pendirian perusahaan yang membutuhkan notaris, NIB, BPJS Ketenagakerjaan, NPWP, hingga pembukaan rekening bank. Ia bahkan menyebut telah menjalin komunikasi dengan Ikatan Notaris untuk membuka loket di MPP agar masyarakat dapat mengurus pendirian perusahaan dalam satu tempat.
Untuk meningkatkan kunjungan, Wildrian dan tim menjalankan sejumlah langkah cepat, seperti menghadirkan layanan pemicu keramaian, memperkuat publikasi melalui media sosial, serta melaksanakan pelayanan luar kantor di Car Free Day (CFD) setiap Sabtu selama satu tahun terakhir. Perbaikan fasilitas juga dilakukan, termasuk mengganti AC, memperbaiki kelistrikan, hingga menata ulang ruang pelayanan.
Upaya tersebut membuahkan hasil signifikan. Meskipun empat bulan pertama tingkat kunjungan masih berada pada angka 200-an, total kunjungan pada akhir tahun mencapai 24.500 atau rata-rata 2.000 kunjungan per bulan. Lonjakan terjadi terutama setelah layanan SAMSAT dan SIM bergabung, disusul Dinas Sosial yang menilai MPP semakin aktif dan memutuskan membuka loket pada lokasi strategis di bagian depan.
Wildrian menegaskan bahwa meningkatnya kunjungan sejalan dengan meningkatnya kepercayaan publik terhadap kinerja pemerintah daerah.
“Ketika masyarakat puas dengan pelayanan publik, maka kepercayaan terhadap pemimpin daerah juga ikut naik,” ujarnya.
Saat awal ia bertugas, hanya tersisa 3 hingga 4 instansi yang masih aktif melayani di MPP. Kini jumlahnya meningkat menjadi 20 hingga 21 instansi, baik yang memberikan layanan langsung di MPP maupun yang berpartisipasi dalam kegiatan luar kantor seperti Car Free Day dan festival Saboak.
Saat ini DPMPTSP juga sedang menyiapkan inovasi integrasi WhatsApp Business dengan sistem nomor antrian. Dengan sistem ini, masyarakat dapat mengambil nomor antrian dari rumah dan mendapatkan estimasi waktu kedatangan sehingga tidak perlu menunggu lama di lokasi layanan.(AP)















