Kupang, NTTPedia.id,- Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, menegaskan penguatan ekonomi daerah harus dimulai dari potensi lokal yang dimiliki setiap desa, komunitas dan sekolah. Melalui program One Village One Program (OVOP), Pemerintah Provinsi NTT mendorong pengembangan potensi ekonomi rakyat secara lebih terarah, terukur, dan bernilai tambah.
Hal itu dikatakan Melki ketika memberikan arahan dalam kegiatan Rapat Koordinasi dan Evaluasi Program yang digelar oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi NTT, yang berlangsung di Aula Sasando Internasional Hotel, Kupang, 27/11/2025. Hadir dalam kegiatan tersebut, semua ekosistem terkait seperti Perbankan, BPOM, OPD, Organisasi Mahasiswa dan Siswa SMA serta para pelaku UMKM.
Dalam arahannya Melki menyampaikan setiap desa di NTT memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk unggulan jika potensi tersebut diolah dengan baik. Ia menekankan bahwa tidak ada satu pun desa yang tidak memiliki potensi. Bahkan kata Melki, sebagian memiliki lebih dari satu. Karena itu pemerintah ingin memastikan agar seluruh potensi tersebut diolah terlebih dahulu bukan lagi dijual dalam bentuk bahan mentah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Program OVOP juga terintegrasi dengan skema One Community One Product (OCOP), One School One Product (OSOP), hingga One Class One Product. Melalui pendekatan ini, pemerintah mendorong seluruh lapisan masyarakat, termasuk sekolah luar biasa (SLB) untuk menghasilkan produk kreatif yang memiliki daya saing. Menurut Melki, kemampuan anak-anak di SLB yang dapat menghasilkan produk berkualitas membuktikan bahwa seluruh elemen masyarakat dapat berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi daerah.
Untuk mendukung pelaksanaan program kata Melki, pemerintah melibatkan pendamping profesional dari BUMD, DPMD, akademisi, komunitas dan lembaga swadaya masyarakat. Para pendamping ini bertugas membantu perencanaan usaha, manajemen, pemasaran hingga penguatan kapasitas kelompok masyarakat. Melki juga menjelaskan bahwa akses pembiayaan kini lebih terbuka terutama bagi usaha di bawah 100 juta rupiah,selama rencana bisnis dan manajemen berjalan dengan benar.
” Pemerintah juga mendorong pemanfaatan teknologi dan marketplace sebagai sarana pemasaran produk, seperti penjualan melalui Tokopedia dan platform digital lainnya. Salah satu contoh produk yang telah berkembang adalah NTT Market yang dihasilkan dari kelompok usaha lokal dan memiliki nilai jual tinggi, ” jelasnya.
Melki menambahkan bahwa pembangunan ekonomi tidak hanya bertumpu pada sumber daya alam, tetapi juga pada kreativitas dan kemampuan organisasi masyarakat. Ia menekankan pentingnya membangun ekosistem yang berkelanjutan, termasuk monitoring rutin dan kerja sama lintas sektor yang melibatkan OPD, perguruan tinggi, pengusaha, LSM, hingga komunitas.
Dikatakannya hingga kini, terdapat 3.177 desa dan kelurahan di NTT yang sedang dan akan menjalankan program OVOP dan OSOP. Melki optimis pengembangan potensi lokal ini akan menjadi kekuatan baru dalam membangun ekonomi NTT yang lebih mandiri, produktif, dan berdaya saing.(AP)















