Nutrition International Gelar Pelatihan Pelatih Pengelolaan Program Gizi Bagi Nakes di TTU dan Kupang

- Jurnalis

Kamis, 10 Maret 2022 - 06:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kupang, NTTPedia.id,- Nutrition International (NI) dan Save the Children, bekerja sama dengan Yayasan Masyarakat Tangguh Sejahtera (Marungga Foundation), melalui Program Better Investment for Stunting Alleviation (BISA), menyelenggarakan pelatihan untuk pelatih (ToT) tentang pengelolaan program gizi (suplementasi TTD untuk ibu hamil, sumplementasi vitamin A, dan pengobatan diare pada balita dengan oralit dan zink) bagi tenaga kesehatan dari Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

Kegiatan ini terlaksana sebagai bagian dari dukungan Program BISA. BISA merupakan proyek terpadu gizi spesifik dan sensitif, yang didanai oleh pemerintah Kanada, pemerintah Australia, dan the Power of Nutrition untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam rangka percepatan penurunan stunting.

Pelatihan untuk pelatih yang akan berlangsung hingga Jumat (11/03) ini diikuti oleh 16 tenaga kesehatan pengelola program gizi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang dan TTU yang merupakan tenaga dampingan dari Nutrition International dan Save the Children melalui program BISA. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan mengembangkan kapasitas staf Dinkes Kabupaten untuk dapat menjadi pelatih dalam bidang konseling dan manajemen program gizi mikro (suplementasi TTD untuk ibu hamil, suplementasi vitamin A, dan penanganan diare pada balita dengan oralit dan zink).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dengan peningkatan kapasitas yang dimiliki, pengelola program gizi yang terlatih dapat membagikan pengetahuannya kepada berbagai pihak, terutama puskesmas di kabupaten masing-masing sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan terutama gizi kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak.

Maternal and Child Nutrition Advisor program BISA Nutrition International dr Tutut Sri Purwanti dalam sambutannya pada acara pembukaan menyampaikan bahwa bedasarkan hasil survei awal program BISA yang dilakukan oleh Nutrition International di Provinsi Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur pada Februari-Maret 2020, ditemukan tingginya persentase ibu yang menerima TTD pada kehamilan terakhirnya di empat kabupaten dampingan program BISA (87,4% hingga 96,1%) dan ibu yang menerima TTD 90 tablet atau lebih cakupannya juga tinggi (76% di Kabupaten Kupang). Akan tetapi, tingkat kepatuhan ibu hamil untuk mengonsumsi TTD masih rendah (47,3% di Kabupaten Kupang).

Baca Juga :  Sinergi Kejari Kota Kupang dan KBPP Polri Poles Jalan Palapa Jadi Pusat Ekonomi Baru di Kota Kupang

Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya sistematis untuk memastikan ibu hamil dapat mengonsumsi TTD dengan baikPelatihan ini merupakan bagian dari serangkaian pengembangan kapasitas untuk staf Dinkes dankapasitas tenaga pengelola program gizi dalam rangka peningkatan kualitas layanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang ada.
Purwanti menambahkan bahwa dalam pelatihan ini terdapat materi mengenai pemberian makan ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.

Nutrition International juga akan melanjutkan memberikan dukungan pelatihan kepada pengelola program gizi di tingkat puskesmas dengan menggunakan tenaga pelatih yang telah mengikuti ToT ini. Purwanti menutup sambutannya dengan mengucapkan terima kasih kepada Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil provinsi NTT atas dukungan dan kerja sama sehingga kegiatan pelatihan untuk pelatih ini dapat terlaksana.
Sementara itu Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Iwan Martin Pellokila, S.Sos dalam sambutannya mewakili kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur menyatakan bahwa meskipun angka stunting di NTT terus menurun, tapi NTT masih memiliki prevalensi stunting tertinggi di Indonesia yaitu 20,9% pada tahun 2021. Angka ini mengacu pada data yang diperoleh dari operasi timbang melalui elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM), bulan Agustus 2021 yang menunjukkan prevalensi balita stunting (tinggi badan menurut umur) di NTT adalah 20,9%.

Untuk tingkat kabupaten, angka prevalensi stunting tertinggi terdapat di Kab. Timor Tengah Selatan sebesar 32,1%, kemudian Kab. Sumba Barat Daya 31,2%, Kab. TTU sebesar 25,3%, Kab. Sabu Raijua 25,5% dan Kab .Kupang berada di urutan kelima sebesar 22,3%, Data ini menujukkan adanya masalah dalam manajemen penyelenggaraan pelayanan dasar, sehingga pelayanan untuk mencegah dan menurunkan prevalensi stunting belum tersedia dalam skala dan kualitas yg memadai. Juga, layanan yang baik belum mencapai kelompok sasaran prioritas, yaitu ibu hamil dan anak-anak usia di bawah dua tahun. Penyebabnya bersifat multidimensional, tidak hanya kemiskinan dan akses pangan tetapi juga pola asuh dan pemberian makan pada balita

Baca Juga :  Jamaah Khilafatul Muslimin Ummul Quro Komodo Siap Sukseskan Asean Summit

Lebih lanjut Pellokila menyatakan bahwa berdasarkan hasil Laporan Rutin Program Gizi dari Dinkes Provinsi NTT 2021, persentase ibu hamil yang mendapatkan TTD di NTT adalah 72.1%, Untuk Kab. TTU adalah 91% dan Kab. Kupang 68%. Data Laporan Rutin Program Gizi Provinsi NTT tahun 2021 juga menunjukan bahwa proporsi pemberian kapsul vitamin A dalam 12 bulan terakhir pada anak umur 6-59 bulan di NTT adalah 93%, Kab. Kupang 89,6%, dan Kab. TTU 90,8%. Data Riset Kesehatan Dasar 2018 (RISKESDAS) menunjukkan bahwa prevalensi diare pada semua kelompok umur sebesar 8% dan angka prevalensi pada balita sebesar 12,3%. Selain itu, setiap balita di Indonesia menderita diare sebanyak 1 – 2 kali per tahun. Dengan kemajuan yang telah dicapai dan permasalahan yang masih dihadapi, Pellokila mengharapkan kegiatan yang didukung oleh Nutrition International ini dapat membantu mengatasi masalah dalam program TTD ibu hamil, suplementasi vitamin A, dan pengobatan balita diare dengan oralit dan zink dan dapat terus ditingkatkan di tingkat kabupaten dan puskesmas.

Dalam kegiatan ini, staf Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terdiri dari dua perwakilan bidang Gizi, satu perwakilan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), satu perwakilan bidang Diare satu orang dan satu Widya Iswara bertindak sebagai narasumber. Metode kegiatan ini dilakukan secara luring dan daring. Semua peserta, narasumber, dan panitia menerapkan protokol kesehatan secara ketat termasuk persyaratan hasil rapid test antigen yang negatif.(AP)

Berita Terkait

Peraih Goldman Environmental Prize, Aleta Baun Minta YNS Tidak Mundur Dari TTS 
GMIT Paulus Kupang Jadi Gereja Pertama Ramah Disabilitas di NTT
Ratusan Mahasiswa Asal TTU Terancam Gagal Kuliah, Pemda Diminta Segera Pastikan Program KIP
Pertamina FT Maumere Luncurkan Program SAPA TANA, Ubah Sampah Jadi Pangan dan Pupuk Organik di Sikka
Polairud Polda NTT Bantu Warga Sikka yang Rumahnya Roboh Akibat Cuaca Ekstrem
Polairud Polda NTT Bangun Akses Jalan ke Gua Kristal Bolok, Dukung Pengembangan Wisata Daerah
Wanita Penjual Semangka Tewas Ditikam OTK di Alun-Alun Kota Kupang
Dukung Pemerataan Pelayanan Publik, Pemprov NTT Genjot Peningkatan Jalan di Kabupaten TTS

Berita Terkait

Rabu, 8 Oktober 2025 - 07:48 WIB

Peraih Goldman Environmental Prize, Aleta Baun Minta YNS Tidak Mundur Dari TTS 

Selasa, 7 Oktober 2025 - 16:53 WIB

GMIT Paulus Kupang Jadi Gereja Pertama Ramah Disabilitas di NTT

Selasa, 7 Oktober 2025 - 13:00 WIB

Ratusan Mahasiswa Asal TTU Terancam Gagal Kuliah, Pemda Diminta Segera Pastikan Program KIP

Selasa, 7 Oktober 2025 - 12:10 WIB

Pertamina FT Maumere Luncurkan Program SAPA TANA, Ubah Sampah Jadi Pangan dan Pupuk Organik di Sikka

Minggu, 5 Oktober 2025 - 18:32 WIB

Polairud Polda NTT Bantu Warga Sikka yang Rumahnya Roboh Akibat Cuaca Ekstrem

Berita Terbaru