Nutrition International dan Save the Children Latih Pengelolan Gizi Mikro Bagi Nakes di TTU

- Jurnalis

Selasa, 5 April 2022 - 21:13 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kefamenanu,NTTPedia.id,- Nutrition International dan Save the Children, bekerja sama dengan Yayasan Masyarakat Tangguh Sejahtera (Marungga Foundation), melalui Program Better Investment for Stunting Alleviation (BISA), menyelenggarakan pelatihan tentang pengelolaan program gizi yang meliputi suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) untuk ibu hamil, suplementasi vitamin A, dan pengobatan diare pada balita dengan oralit dan zink bagi tenaga kesehatan dari Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

Kegiatan yang diselenggarakan di Hotel Victory 2 Kefamenanu, TTU ini bertujuan untuk mengembangkan kapasitas staf puskesmas, khususnya bagian kesehatan keluarga dan gizi, serta bagian penanganan diare, untuk meningkatkan kapasitasnya dalam bidang konseling dan manajemen program gizi mikro (suplementasi TTD untuk ibu hamil, suplementasi vitamin A, dan penanganan diare pada anak menggunakan oralit dan zink).

Pelatihan akan berlangsung hingga Kamis (07/04) dan diikuti oleh 50 tenaga kesehatan pengelola program gizi dari 17 Puskesmas di Kabupaten Timor Tengah Utara. Fasilitator pelatihan merupakan staf Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Utara yang telah mengikuti pelatihan untuk pelatih program gizi sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Deputy Chief of Party dari Nutrition International Donatus Klaudius Marut dalam sambutannya mengatakan bahwa program BISA ditujukan untuk membantu pemerintah Indonesia menurunkan stunting, khususnya di Provinsi Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Berdasarkan data Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting, pemerintah menargetkan untuk menurunkan angka stunting hingga 14% pada 2024. Sementara, berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting nasional saat ini masih sebesar 24,4%.

Baca Juga :  NTT Jadi Tuan Rumah PON, Julie Laiskodat Minta 22 Kabupaten/Kota Jadi Tempat Perlombaan

“Jadi masih membutuhkan kerja keras kita semua untuk bisa turun sampai 14%. Di NTT, walau stunting mengalami penurunan signifikan namun NTT masih masuk dalam provinsi dengan angka stunting tertinggi secara nasional,” kata Marut.

Saat ini Nutrition International berfokus untuk meningkatkan gizi perempuan dalam usia produktif; mulai dari masa remaja, usia menikah, ibu hamil, hingga ibu menyusui. Marut lebih lanjut mengatakan jika ibu dan perempuan tidak memiliki masalah gizi, maka mereka tidak akan mengalami komplikasi pada masa kehamilan.

“Oleh karena itu, akses makanan yang bergizi saat hamil dan menyusui menjadi sangat penting. Kami harap bapak-bapak yang paham bahwa masalah gizi untuk ibu hamil maupun menyusui juga menjadi tanggung jawab bapak-bapak,” tambah Marut.

Salah satu materi yang diberikan dalam pelatihan ini adalah konseling gizi. Marut mengungkapkan bahwa masalah ini membutuhkan perubahan pola pikir terutama tentang prioritas penyediaan dan pemberian gizi bagi ibu dan anak di dalam keluarga, sehingga ibu selalu sehat dan tidak memiliki masalah gizi, dan anak-anak pun bisa tumbuh kembang dengan sehat sejak dini.

“Di TTU sendiri masih banyak ibu-ibu yang belum menerima konseling gizi. Ini bukan tidak karena dilakukan, namun tingkat partisipasi ke layanan seperti puskesmas yang belum maksimal. Intervensi spesifik stunting tanggung jawabnya ada di bapak dan ibu sekalian sebagai tenaga kesehatan,” tambahnya.

Sementara itu, PLT Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Utara, Robertus Tjeunfin, menjelaskan tentang beragamnya penyebab masalah gizi. Dia mengatakan bahwa angka stunting di TTU sempat menurun drastis hingga mencapai 25.3%, namun survey SSGI menunjukkan kenaikan hingga sampai di angka 46%. Sedangkan untuk hasil operasi timbang pada Februari 2022, angka stunting berada di 31%.

Baca Juga :  Sumbangan 1 Ton Beras dan 100 Dos Indomie Dari DPC Demokrat Kota Kupang Untuk Korban Bencana

Tjeunfin melanjutkan, berdasarkan data kesehatan ibu dan anak di TTU, angka kematian ibu hamil mencapai empat orang, kematian neonatal mencapai 10 orang, dan kematian bayi mencapai dua orang karena terlambat merujuk.

Tjeunfin menekankan perlunya melakukan evaluasi dari data yang ada untuk mengetahui apakah program di puskesmas sudah maksimal, sehingga pada penimbangan selanjutnya bisa ada penurunan stunting. Beliau pun mengatakan pentingnya bekerja sama dengan berbagai pihak, terutama lembaga swadaya masyarakat, untuk menurunkan stunting.

“Kami sadar bahwa kami tidak bisa kerja sendiri untuk bisa menurunkan angka stunting,” ujarnya.

Tjeunfin mengharapkan peran aktif peserta selama pelatihan karena pengetahuan yang diperoleh sangat berguna bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada ibu hamil dan balita di wilayah masing-masing. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Nutrition International untuk komitmen dalam mendukung upaya percepatan penurunan angka stunting melalui program BISA.

Pelatihan ini dilakukan secara daring dan luring, dan peserta dibagi ke dalam dua kelas yang masing-masing terdiri dari 26 orang dan 24 orang. Semua peserta, narasumber, dan panitia menerapkan protokol kesehatan secara ketat termasuk persyaratan hasil rapid test antigen yang negatif.(AP)

Berita Terkait

PPI NTT Angkatan 1990-2006 Serahkan Sembako di Panti Asuhan dan Bagi Janda, Sambut Hari Sumpah Pemuda 2025
Gubernur NTT Sosialisasikan Gagasan Jam Belajar dan Ibadah Keluarga di UNIPA Maumere
Sejumlah Toko di Malaka Kedapatan Jual Beras Diatas Harga Eceran Tertinggi 
In House Training SMA Kristen Kesetnana, Guru Harus Menjadi Pelopor Literasi Digital
Literasi NTT Masih Rendah, Hanya 24,7% Kategori Baik, STN NTT Dukung Pergub Jam Belajar di Rumah
Gagasan Jam Belajar Melki, Guru Besar Undana: Ide Bagus Tapi Belum Sentuh Akar Masalah Pendidikan
Melki Lakalena Bangun Revolusi Belajar dari Rumah, Keluarga Jadi Tiang Utama Pendidikan NTT
Konten Kreator di SBD Ditahan Polisi Akibat Pelecehan Seksual Sesama Jenis 

Berita Terkait

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 20:50 WIB

PPI NTT Angkatan 1990-2006 Serahkan Sembako di Panti Asuhan dan Bagi Janda, Sambut Hari Sumpah Pemuda 2025

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 17:10 WIB

Gubernur NTT Sosialisasikan Gagasan Jam Belajar dan Ibadah Keluarga di UNIPA Maumere

Jumat, 24 Oktober 2025 - 17:36 WIB

Sejumlah Toko di Malaka Kedapatan Jual Beras Diatas Harga Eceran Tertinggi 

Senin, 20 Oktober 2025 - 15:40 WIB

In House Training SMA Kristen Kesetnana, Guru Harus Menjadi Pelopor Literasi Digital

Kamis, 16 Oktober 2025 - 16:54 WIB

Literasi NTT Masih Rendah, Hanya 24,7% Kategori Baik, STN NTT Dukung Pergub Jam Belajar di Rumah

Berita Terbaru