Puisi Anak SMA di Kupang, Jangan Panggil Aku Tiles

- Jurnalis

Sabtu, 29 April 2023 - 17:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Kupang, NTTPedia.id,- Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri  2 Kupang Timur Olga Clara Soares menuliskan sebuah puisi yang sangat menyentuh. Puisi berjudul ” Jangan Panggil Aku Tiles” dibacakan oleh Olga Ketika mengikuti Festival Lomba Seni Siswa Nasional di Kecamatan Semau Selatan, Kabupaten Kupang.

 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Membacakan puisi itu dengan sangat baik khas seorang penyair. Berapa warga yang hadir mendokumentasikan Olga membacakan puisi dan dibagikan ke sosial media.

Jangan Panggil Aku Tiles 

Semesta menulis takdirnya Tanpa Kompromi

Mengagetkan Mimpi yang Harmoni 

Lalu terdengar Teriakan Jajak Pendapat Yang Sekarat

Aku Nelangsa Menemui Hidup Yang Miris

Padat, Sarat dan Melarat

Kami Tentu Tak Tinggal Menetap

 

Kami Warga Baru Yang Akrab Dengan Stigma 

Manusia Kasar, Beringas, Penuh Amarah dan Kasar

Kami Bersama Tapi Terbeda Oleh Perbedaan 

Kami Tiles dan Mereka Lokal 

 

Padahal Demi Cinta Kami Pada Negara Indonesia

Membuat Kami Rela Menikmati Camp Camp Pengungsian 

Lantai-Lantai Rumah Kami Beralas Tanah

Bahkan Tak Jarang Kami Menatap Langit Dari Atap Rumah Kami

 

Baca Juga :  Kisah Kreativitas Kelompok Usaha Serdang Bedagai, Sulap Anyaman Pandan Jadi Produk Ekspor

24 Tahun Kami Berlalu Kami Tetap Dianggap Tiles 

24 Tahun Berlalu Kami Tetap Dipanggil Pengungsi

Tanah Ladang Kami Mencari Sesuap Nasi Hanya Pinjaman

Dan Kami Tak Mendapat Hati Yang Tulus Menerima 

 

Aku Indonesia Kita Indonesia 

Kami Bagian Yang Terucap Dalam Bhineka Tunggal Ika

Aku Cinta Bangsaku, Aku Cinta Negeriku

Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia.

 

Olga ketika diwawancarai wartawan mengatakan puisi yang ditulisnya berangkat dari pengalamannya sehari sehari. Ia merasa sedih karena masih dipanggil Tiles (Timor Leste)/padahal merupakan warga Indonesia yang sah.

 

” Sakit hati Kaka karena bagi Kami tetap Timor Leste walaupun kami sudah lama menetap di Indonesia. Tapi tetap kami di sebut warga yang mengungsi di Indonesia padahal kami juga mau di sebut anak Indonesia bukan Timor Leste atau Timor Timur,” ujar Siswa Kelas X Yang memilik Cita-Cita Jadi Penulis.

 

Meski Demikian Pengagum Chairil Anwar ini tidak berkecil Hati. Ia Tetap akan terus mencintai Indonesia Tanpa Henti meski sebutan Pengungsi masih kerap terdengar dalam kesaharian.

Baca Juga :  Menkumham Ajak Pelaku Bisnis Sinergi dengan Pemerintah Perangi Perdagangan Orang

 

Salah satu Anggota Laskar Muda Indonesia Timur, Gasper Pinto Menanggapi Video Puisi Yang beredar ini. Menurutnya Kami Generasi Muda Sebenarnya Tidak mau lagi di sebut Tiles atau eks tim tim Apalagi Pengungsi Tiles.

 

” Dikarenakan Yang Kami dari awalnya Adalah 100% WNI (Warga Negara Indonesia) Entah Prosesnya seperti apa Provinsi Timor Timur Merdeka itu urusan Para Pelaku Politik dulu, yang kami ketahui dan semua harus Tahu Kami Lahir Sebagai Warga Indonesia! lantas kenapa bahasa tersebut Disematkan kepada kami?,” ujarnya.

 

Ia berharap penyebutan Eks Timor Timur atau Pengungsi atau Tiles tidak lagi ada dalam kehidupan sehari-hari.

 

” Jadi kami mohon untuk seluruh warga Indonesia bahasa tersebut sebaiknya tidak di pakai untuk kami, kami tidak ingin mengemis kalian menerima kami sebagai bagian dari Indonesia tapi memang kami dari awalnya Warga Negara Indonesia , dengan sebutan anak Indonesia Timur, biarkanlah para pejuang yang menyebut Nama mereka Ex Pejuang Timor Timur,” kata Gasper Pinto.(*)

Berita Terkait

Dana Transfer ke Daerah Dipangkas Rp140 Miliar, Pemkab Alor Pastikan Pembangunan Tetap Berjalan
Winston Rondo Turun Tangan, Koordinasi dengan Dinsos NTT dan Pemkab Kupang Selesaikan Pemblokiran PKH Warga Tesabela
Total 13 Warga Tesabela Diblokir dari Daftar Penerima PKH dan BPNT, Dinsos Kabupaten Kupang Belum Turun Cek 
Fraksi NasDem Sumba Tengah Kunjungi Dua Panti Asuhan di Waibakul dan Katikuloku
Simon Petrus Kamlasi Terus Mengabdi Untuk NTT, Bantu Gereja Portable di Stasi Santo Elias Riangduli Adonara
PT Garindo Panen Perdana Garam di Sabu Raijua, Tonggak Menuju Swasembada Garam Nasional
PPI NTT Angkatan 1990–2006 Kembali Bagi Sembako di Masjid Al Anshar Untuk Janda dan Pemulung
PPI NTT Angkatan 1990-2006 Serahkan Sembako di Panti Asuhan dan Bagi Janda, Sambut Hari Sumpah Pemuda 2025

Berita Terkait

Rabu, 12 November 2025 - 21:39 WIB

Dana Transfer ke Daerah Dipangkas Rp140 Miliar, Pemkab Alor Pastikan Pembangunan Tetap Berjalan

Senin, 10 November 2025 - 15:28 WIB

Winston Rondo Turun Tangan, Koordinasi dengan Dinsos NTT dan Pemkab Kupang Selesaikan Pemblokiran PKH Warga Tesabela

Senin, 10 November 2025 - 14:28 WIB

Total 13 Warga Tesabela Diblokir dari Daftar Penerima PKH dan BPNT, Dinsos Kabupaten Kupang Belum Turun Cek 

Minggu, 9 November 2025 - 13:09 WIB

Fraksi NasDem Sumba Tengah Kunjungi Dua Panti Asuhan di Waibakul dan Katikuloku

Rabu, 5 November 2025 - 10:44 WIB

Simon Petrus Kamlasi Terus Mengabdi Untuk NTT, Bantu Gereja Portable di Stasi Santo Elias Riangduli Adonara

Berita Terbaru

Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTT yang beralamat di Jalan Frans Seda, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Foto :Internet

Hukrim

Investasi Bodong Menggurita di NTT, OJK Ada Dimana? 

Senin, 17 Nov 2025 - 07:36 WIB