Home / Tak Berkategori

Ratusan Perempuan Dari TTS dan TTU Ikut Pelatihan Kader Yang Digelar Yusinta Nenobahan

- Jurnalis

Minggu, 29 Juni 2025 - 13:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

So’e, NTTPedia.id,- Yayasan Yusinta Ningsih Sejahtera (YNS) Amanah kembali menunjukkan konsistensinya dalam pemberdayaan perempuan lewat Pelatihan dan Pengkaderan Srikandi YNS se-Daratan Timor.

 

Kegiatan bertema “Dari Terpinggirkan Menjadi Penentu” itu digelar pada Sabtu (28/6/2025) di Hotel Timor Megah, Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), dan diikuti ratusan peserta dari dua kabupaten, TTS dan TTU.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

 

Pelatihan ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kapasitas individu, tetapi juga membentuk kesadaran kolektif di kalangan perempuan Timor untuk menjadi agen perubahan di komunitasnya masing-masing. Direktur YNS, Yusinta Ningsih Nenobahan, dalam sesi pembukaan menyampaikan bahwa perempuan tidak boleh terus berada dalam posisi pasif dalam kehidupan sosial dan politik.

 

“Perempuan Timor harus bantu perempuan Timor. Kita harus punya suara. Kalau kita terus diam, kita akan terus tertinggal,” tegasnya.

 

Menurut Yusinta, peran perempuan tidak sebatas pada urusan domestik atau ekonomi rumah tangga, tetapi perlu diperluas hingga pada ranah pengambilan keputusan. Ia menegaskan, pengkaderan ini bukan untuk mencetak politisi, tetapi untuk mendorong perempuan memahami dan menyuarakan nilai-nilai politik yang sehat dan membangun.

Baca Juga :  Yayasan Yusinta Ningsih Sejahtera Bagikan Ribuan Paket Sembako di Daratan Timor 

 

“Di YNS, saya tidak mendorong perempuan terjun ke politik praktis. Tapi saya ingin mereka mengerti politik yang benar agar bisa menyadarkan masyarakat, terutama di desa-desa yang masih rentan disusupi praktik politik uang,” jelas Yusinta.

 

Isu politik uang (money politics) memang menjadi salah satu fokus utama dalam pelatihan ini. Yusinta menyebut praktik tersebut sebagai kejahatan yang melemahkan daya kritis masyarakat dan memperpanjang kemiskinan struktural.

 

“Money politik itu memiskinkan rakyat. Harga diri masyarakat tidak boleh dibeli dengan uang sesaat,” ujarnya lantang di hadapan peserta.

 

Namun, pembahasan tidak berhenti pada soal politik. Dalam sesi berikutnya, pelatihan juga membahas peran perempuan dalam penguatan sektor ekonomi, khususnya melalui pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Yusinta mendorong agar perempuan Timor mengoptimalkan potensi lokal, termasuk mengembangkan produk hasil tani seperti porang, yang bisa diolah menjadi beras sehat dan bernilai ekonomi tinggi.

 

“Porang itu bukan hanya tanaman alternatif, tapi solusi untuk ketahanan pangan dan peluang ekonomi. Kita harus belajar mengelola ini secara modern dan bisa bersaing,” kata Yusinta.

Baca Juga :  Bayi 3 Bulan di TTS Positif Covid-19, 2 anak Juga Terpapar

 

Ia juga menyinggung pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan komunitas perempuan untuk membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk-produk lokal tersebut.

 

Selain itu, Yusinta kembali mengangkat soal kesenjangan akses pendidikan bagi anak-anak petani. Ia mengaku sering bertemu mahasiswa asal TTS di Pulau Jawa yang justru berasal dari keluarga tidak mampu tetapi tidak mendapat beasiswa.

 

“Yang sering dapat beasiswa justru anak-anak dari keluarga yang ekonominya mapan. Sementara anak petani yang benar-benar butuh justru terabaikan,” ungkapnya prihatin.

 

Melalui divisi pendidikan di bawah YNS, Yusinta menyatakan komitmen untuk membantu sekolah-sekolah yang membutuhkan fasilitas seperti komputer dan mendukung program beasiswa bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu.

 

Dengan pendekatan yang menyentuh berbagai aspek kehidupan, dari pendidikan, ekonomi, hingga kesadaran politik melalui gerakan Srikandi YNS diharapkan tidak hanya menjadi simbol, tetapi benar-benar menjadi gerakan nyata yang berdampak langsung di tingkat akar rumput.

 

“Kita tidak bisa berharap perubahan dari luar. Perempuan harus berdiri dan memulainya dari dalam. Dari desa, dari kampung, dari dapur kita sendiri,” tandas Yusinta. (*)

Berita Terkait

Peraih Goldman Environmental Prize, Aleta Baun Minta YNS Tidak Mundur Dari TTS 
Sabu Raijua dan Tiga Kabupaten di NTT Jadi Sentra Pengembangan Garam oleh Gubernur Melki
GMIT Paulus Kupang Jadi Gereja Pertama Ramah Disabilitas di NTT
Ratusan Mahasiswa Asal TTU Terancam Gagal Kuliah, Pemda Diminta Segera Pastikan Program KIP
Pertamina FT Maumere Luncurkan Program SAPA TANA, Ubah Sampah Jadi Pangan dan Pupuk Organik di Sikka
Polsek Maulafa Tindak Cepat Aduan Warga Soal Musik Pesta Lewat Tengah Malam
Persatuan Gereja Wilayah NTT Sebut SE Walikota Untuk Hormati Hak Individu dan Kehidupan Bersama 
Polairud Polda NTT Bantu Warga Sikka yang Rumahnya Roboh Akibat Cuaca Ekstrem

Berita Terkait

Rabu, 8 Oktober 2025 - 07:48 WIB

Peraih Goldman Environmental Prize, Aleta Baun Minta YNS Tidak Mundur Dari TTS 

Selasa, 7 Oktober 2025 - 20:23 WIB

Sabu Raijua dan Tiga Kabupaten di NTT Jadi Sentra Pengembangan Garam oleh Gubernur Melki

Selasa, 7 Oktober 2025 - 16:53 WIB

GMIT Paulus Kupang Jadi Gereja Pertama Ramah Disabilitas di NTT

Selasa, 7 Oktober 2025 - 13:00 WIB

Ratusan Mahasiswa Asal TTU Terancam Gagal Kuliah, Pemda Diminta Segera Pastikan Program KIP

Selasa, 7 Oktober 2025 - 12:10 WIB

Pertamina FT Maumere Luncurkan Program SAPA TANA, Ubah Sampah Jadi Pangan dan Pupuk Organik di Sikka

Berita Terbaru