Kupang, NTTPedia.id – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memberi apresiasi kepada Diaspora Rote Ndao atas inisiatif mereka yang selaras dengan kebijakan strategis Gubernur NTT, Melki Laka Lena, dalam mendorong pendidikan vokasi unggulan dan penguatan potensi lokal.
Inisiatif tersebut mencakup dua program utama yakni, pengembangan International English Language School (IELS) dan penguatan pendidikan vokasi berbasis komoditas sorgum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Keduanya dinilai sebagai wujud nyata pelibatan masyarakat dalam mendukung Dasa Cita Ke-6 Gubernur NTT yakni, pendidikan vokasi unggulan, dan mendukung pencapaian target NTT maju, sehat, cerdas, sejahtera, dan berkelanjutan.
Kadis Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Ambrosius Kodo mengatakan, apa yang ditawarkan Diaspora Rote sangat relevan dengan program strategis Pemprov NTT.
“Kami siap memfasilitasi dan mengawal kerja sama ini hingga terlaksana secara konkret,” jelasnya, Kamis (31/7).
Ambrosius Kodo yang didampingi Kabid SMK Dinas Pendidikan NTT, Ayub Sanam memberikan apresiasi tinggi kepada para tokoh Diaspora Rote Ndao atas semangat dan inisiatif mereka dalam mendukung pembangunan sektor pendidikan di NTT.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor sebagai kekuatan bersama untuk membangun daerah.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada Diaspora Rote yang menyatakan kesediaan untuk turut serta dalam gerakan Ayo Bangun NTT. Potensi dan pengalaman mereka di luar daerah maupun luar negeri bisa menjadi aset besar bagi pembangunan pendidikan kita,” ujar Ambrosius.
Ia menyampaikan, ada dua hal utama yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Pertama, pengembangan komoditas sorgum sebagai potensi unggulan daerah yang akan diintegrasikan dalam sistem pendidikan vokasi.
Beberapa SMA dan SMK di Rote Ndao akan didorong menjadi pusat edukasi sorgum, lengkap dengan pelatihan teknis tentang budidaya, pengairan, manajemen usaha, dan pemasaran hasil produksi.
Untuk mendukung hal tersebut, Dinas Pendidikan membuka peluang bagi Diaspora yang ahli di bidang pertanian dan agribisnis menjadi guru tamu di sekolah-sekolah. Dengan demikian, siswa-siswi dapat langsung belajar dari para praktisi berpengalaman.
“Kami ingin ketika orang ingin belajar soal sorgum, mereka bisa diarahkan ke sekolah-sekolah tertentu di Rote Ndao. Ini adalah model pendidikan berbasis potensi lokal,” ungkap Ambrosius.
Fokus kedua yakni, pengembangan lembaga pelatihan Bahasa Inggris dalam skema IELS, yang akan memfasilitasi siswa SMA dan SMK untuk mencapai kemampuan bahasa Inggris yang dibutuhkan guna melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, mengikuti tes masuk perguruan tinggi, sekolah kedinasan, hingga seleksi TNI dan Polri.
Dinas Pendidikan dan Diaspora Rote Ndao sepakat akan menggelar pertemuan teknis lanjutan untuk menyusun skema kerja sama lebih rinci, termasuk penjadwalan pelatihan, kurikulum IELS, penempatan guru tamu, serta peta sekolah vokasi unggulan.
Sebelumnya, Ketua Serikat Tani Nelayan (STN) NTT, Rian Lodwick Dea, juga menyampaikan dukungan dan apresiasi atas inisiasi para tokoh Diaspora Rote Ndao.
Ia menilai NTT beruntung memiliki Gubernur yang responsif dan menjadikan sorgum sebagai prime mover sektor pertanian.
“Gubernur langsung merespons dengan mengizinkan uji coba sorgum di lahan seluas 25 hektare di Rote Ndao sebagai percontohan nasional. Ini langkah maju,” kata Rian.
Ia juga menekankan pentingnya kehadiran IELS sebagai bagian dari penguatan sektor pendidikan di NTT. IELS diyakini akan membantu anak-anak NTT yang hendak studi lanjut atau bekerja ke luar negeri tanpa harus keluar daerah hanya untuk ujian bahasa Inggris.
Lebih jauh, Rian mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten Rote Ndao yang telah menyiapkan 20 peserta untuk mengikuti program IELS dengan anggaran Rp7 juta per orang.
Bahkan, komunikasi resmi telah dijalin dengan Pemerintah Australia, khususnya di Darwin, untuk mendukung pengembangan kapasitas sumber daya manusia dari Rote Ndao.
“Ini luar biasa, karena Rote Ndao menjadi motor penggerak. Harapan kami, program-program Gubernur NTT dapat terus mendapat dukungan luas dari daerah-daerah lainnya di NTT,” tutup Rian.















