2 Warga Ile Ape Diperiksa Polres Lembata Karena Diduga Rusak Polindes Sudah Dibebaskan

- Jurnalis

Sabtu, 20 Februari 2021 - 11:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

2 Warga Ile Ape Diperiksa Polres Lembata Karena Diduga Rusak Polindes Sudah Dibebaskan

Lewoleba, NTTPedia.id,- 2 Warga desa Kolipadan, kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata sudah dibebaskan oleh Polres Lembata . 2 warga itu adalah Ramdhan Meong dan Yosep Beke Aring. Ramdhan dan Yosep dilaporkan oleh Pj desa Kolipadan, Ibarahim Kader karena diduga merusak Polindes setempat.

Ramdan dan Yosep ketika ditemui NTTPedia mengatakan akibat laporan Pj Kades Kolipadan mereka dijemput oleh aparat Polres Lembata. Mereka dilapor oleh Pj. Kades Kolipadan dengan tuduhan Pengrusakan bangunan lama Polindes di Desa Kolipadan pada 26 Januari 2021 lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

” Kami dilapor oleh bapak Pj Kades Kolipadan di Polres Lembata dengan tuduhan pengrusakan bangunan lama Polindes Kolipadan. Sementara yang kami lakukan adalah mengganti seng yang telah bocor dengan seng yang baru, agar tidak bocor lagi,” kata Yosep, Jumat, 19/02/2021.

Pekerjaan untuk mengganti seng tersebut kata Yosep merupakan permintaan dari pamannya Zainudin Pari Lamabelawa. Tanah diatas bangunan itu kata Yosep merupakan milik Zainudin dan memiliki sertifikat. Bangunan diganti seng nya karena mau dimanfaatkan oleh Zainudin untuk membuka usaha.

Baca Juga :  Bawa Nama Bupati Lembata, Kepsek SMPN Nubatukan Ancam dan Maki Guru

Senada dengan Yosep, Ramdhan menjelaskan dirinya tidak tahu memahu dengan kejadian itu. Tapi ia kaget ketika dituduh melakukan pengrusakan polindes. Padahal kata Ramdhan, ia bersama Yosep hanya mengganti seng yang telah bocor.

” Kami dituduh merusak bangunan, namun yang kami lakukan bukan merusak. kami merenovasi seng yang telah bocor dengan seng yang baik agar bangunan itu atapnya tidak bocor lagi sehingga bisa dimanfaatkan,” jelasnya.

Ia mengatakan atas laporan Pj Kades Kolipadan mereka dijemput oleh petugas dari Polres Lembata dengan menggunakan mobil Dalmas pada pukul 12.00 Wita (26 Januari 2021) lalu. Sesampai di Polres mereka diperiksa malam itu juga.

” Kemudian karena tidak cukup bukti hari ini tanggal 19 Februari 2021 kami di panggil kembali dan diarahkan untuk buat berita acara perdamaian di Polres dengan Pj. Kepala Desa Kolipadan. kami anggap laporan Pj. Kades Kolipadan tidak cukup bukti untuk menjerat kami kalau kami telah melakukan pengrusakan. karena yang kami lakukan adalah merenovasi dengan mengganti seng yang telah bocor dengan seng yang baru agar tidak bocor lagi,” kata Ramdhan.

Baca Juga :  Percepat Pemulihan Listrik, Walikota Kupang Minta Masyarakat Gotong Royong Bersihkan Pepohonan

Terpisah anak kandung Zainudin Pari Lamabelawa, Irfan Lamabelawa mengatakan tanah itu adalah milik ayahnya yang sudah lama tidak dipergunakan. Sebagai pemilik tanah kata dia, ia berniat untuk mengganti atap seng yang sudah bocor.

” Yosep dan Ramdhan sama sekali tidak berniat merusak bangunan itu. namun keduanya mengganti seng yang telah bocor dengan seng yang baru agar bisa dimanfaatkan oleh kami sebagai pemilik tanah, karena selama ini bangunan tua itu ditelantarkan saja tanpa dirawat,” jelasnya.

Ia menguraikan bangunan itu sudah lama menjadi persoalan karena tercatat sebagai aset pemda Flotim. Padahal bangunan itu dibangun diatas lahan milik ayahnya. Kepemilikan atas tanah itu kata dia, dibuktikan dengan sertifikat dan merupakan warisan dari kakeknya Umar Mitem Lamabelawa.

Tanah itu kata dia telah bersertifikat atas nama ayah kandungnya Zainudin Pari Lamabelawa. Ia mengaku telah memfoto copy sertifikat itu dan diserahkan kepada Polres Lembata.

Saat ini ia sedang mempertimbangkan untuk melapor Pemda Lembata secara perdata terkait aset tanah miliknya.(PLW)

Berita Terkait

Akademisi Undana Ricky Foeh Desak OJK NTT Ubah Pendekatan Edukasi, Fokus Komunitas Lokal untuk Atasi Investasi Bodong
Investasi Bodong Menggurita di NTT, OJK Ada Dimana? 
Diduga 14 Ribu Warga NTT Jadi Korban Investasi Bodong VIR 
Nama Erwin Disebut Dalam Investasi Bodong Bernama VIR di NTT
Viral! Dua Siswa SPN Polda NTT Dianiaya Senior, Polda Pastikan Proses Hukum Transparan
Anggota VIR Boncos Lagi, Meski Bayar Pajak Puluhan Hingga Ratusan Juta Komisi Tidak Cair
Aplikasi  Inventasi VIR Bisa di Akses, Anggota Tidak Bisa Lakukan Penarikan Dana
Dirut dan Direksi Bank NTT dilantik,Laka Lena harap mampu menggerakkan Ekonomi NTT kearah yang lebih baik 

Berita Terkait

Senin, 17 November 2025 - 09:52 WIB

Akademisi Undana Ricky Foeh Desak OJK NTT Ubah Pendekatan Edukasi, Fokus Komunitas Lokal untuk Atasi Investasi Bodong

Senin, 17 November 2025 - 07:36 WIB

Investasi Bodong Menggurita di NTT, OJK Ada Dimana? 

Minggu, 16 November 2025 - 09:34 WIB

Diduga 14 Ribu Warga NTT Jadi Korban Investasi Bodong VIR 

Sabtu, 15 November 2025 - 17:42 WIB

Nama Erwin Disebut Dalam Investasi Bodong Bernama VIR di NTT

Jumat, 14 November 2025 - 18:02 WIB

Viral! Dua Siswa SPN Polda NTT Dianiaya Senior, Polda Pastikan Proses Hukum Transparan

Berita Terbaru

Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTT yang beralamat di Jalan Frans Seda, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Foto :Internet

Hukrim

Investasi Bodong Menggurita di NTT, OJK Ada Dimana? 

Senin, 17 Nov 2025 - 07:36 WIB