Labuan Bajo, NTTPedia.id – Bank Indonesia (BI) Provinsi NTT kembali menggelar QRIS Jelajah Indonesia dengan tema “Jelajah Budaya Indonesia, Makin Praktis pakai QRIS!”.
Labuan Bajo kembali dipilih sebagai tempat digelarnya kegiatan itu lantaran dinilai sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
QRIS Jelajah Indonesia dibuka oleh Wakil Bupati Manggarai Barat, Yulianus Weng, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Didiet Aditya Budi Prabowo dan dihadiri juga oleh Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Kebudayaan Kab. Manggarai Barat, Pimpinan Cabang BPD NTT Cabang Labuan Bajo, dan Pimpinan Cabang BNI Labuan Bajo di Golo Mori Convention Center pada 26 Agustus 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kegiatan ini digelar pada 26-28 Agustus 2025 dengan format kompetisi yang melombakan kelompok anak-anak muda untuk mengkampanyekan pembayaran digital khususnya QRIS.
Seluruh kelompok peserta akan melaksanakan berbagai macam bentuk tantangan atau misi yang mencakup QRIS, CBP (Cinta Bangga Paham) Rupiah, Pelindungan Konsumen, dan Kebudayaan yang menjadi pembaruan di Tahun 2025 dibanding 2024.
Tidak hanya melaksanakan tantangan yang diberikan, para peserta yang didalamnya merupakan content creator dengan total pengikut mencapai puluhan ribu, juga diharuskan membuat konten video yang menarik dan di unggah ke media sosial mereka masing-masing.
Selama kegiatan, para peserta mengeksplorasi beberapa titik ekonomi, budaya, dan wisatadi Labuan Bajo. Yang berbeda di tahun 2025, selain menjalankan misi kebudayaan dengan mengenalkan berbagai macam kebudayaan seperti tari, makanan, dan tenun khas NTT.
Para peserta juga ditugaskan untuk mengenalkan QRIS Crossborder kepada wisatawan yang berasal dari Malaysia, Thailand, Singapore, dan Jepang di area Taman Nasional Komodo.
Selain itu, para peserta juga merasakan dan membagikan experience menggunakan QRIS Tap yang merupakan fitur baru QRIS yang baru saja dirilis oleh Bank Indonesia.
Didiet Aditya mengatakan, QJI 2025 ini bukan sekedar kampanye, namun juga upaya dalam memperluas dan meningkatkan akseptasi digital serta inklusi keuangan berbasis digital.
“Selain itu mengenalkan jugabahwa kemudahan transaksi digital dapat dirasakan hingga sektor pariwisata sekalipun,” tutupnya.















