GMIT Paulus Kupang Jadi Gereja Pertama Ramah Disabilitas di NTT

- Jurnalis

Selasa, 7 Oktober 2025 - 16:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kupang, NTTPedia.id – Gereja Masehi Injili Timor (GMIT) luncurkan dan canangkan gereja ramah disabilitas.

GMIT Paulus menjadi gereja pertama dalam wilayah pelayanan yang telah menerapkan sejumlah indikator pemenuhan gereja ramah disabilitas, dengan harapan gereja-gereja lainnya menerapkan hal yang sama.

Peluncuran dilakukan Wakil Ketua Majelis Sinode GMIT Pdt. Saneb Blegur didampingi Sekretaris serta Wakil Pdt. Lay Abdi Wenyi dan Pdt. Zimrad Karmany.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kita perlu memberi apresiasi kepada majelis dan jemaat GMIT Paulus karena telah berani melangkah maju, dengan menyiapkan sarana dan prasarana berbakti di gedung kebaktian ini, yang aksisebel bagi saudara-saudara kita disabilitas,” ungkap Pdt Blegur.

Menurutnya, langkah ini patut diikuti oleh gereja -gereja lainnya sehingga dapat memperkuat komitmen GMIT untuk menciptakan gereja sebagai ruang inklusif, yang akhirnya GMIT menjadi rumah bersama bagi semua, tanpa adanya diskriminasi dan kekerasan.

Baca Juga :  Kampanye Amal, Maxim Kupang Berikan Bantuan Pengganti THR untuk Mitra Driver dan Santunan untuk Panti Asuhan

“Kedepan kita segera melaksanakan Worskhop Gereja Ramah Disabiltas bagi 57 Klasis dalam Wilayah Playanan GMIT. yang hasilnya semua gereja dapat menjadi Gereja Ramah Disabilitas”, tambah Pdt. Saneb Blegur.

Pembacaan deklarasi gereja ramah disabilitas dilakukan oleh Pdt Lay Abdi Wenyi selaku sekretaris, disaksikan oleh ratusan Jemaat GMIT Paulus yang mengikuti kebaktisan secara langsung, maupun daring.

Pencanangan GMIT Paulus sebagai gereja ramah disabilitas juga dihadiri oleh sejumlah perwakilan organisasi disabilitas di Kota Kupang maupun Kabupaten Kupang.

Ruth Diana Laiskodat saat membacakan sambutan Gubernur NTT menyampaikan, tak dapat dipungkiri dalam menjalani kehidupan sosial penyandang disabilitas sering kali terpinggirkan.

Mereka menghadapi berbagai hambatan, mulai dari stigma negatif, keterbatasan aksesibilitas, hingga minimnya dukungan kebijakan yang inklusif.

“Masyarakat sering kali memandang disabilitas sebagai kelemahan, bukan sebagai bagian dari keberagaman manusia. Hal ini tentu membuat penyandang disabilitas tidak mendapatkan ruang yang setara dalam pendidikan, pekerjaan, maupun aktivitas sosial lainnya,” jelasnya.

Baca Juga :  Melki Laka Lena Klaim Dapat Dukungan Gerindra di Pilgub NTT

Mantan Kadis Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT itu juga mengatakan, akibat dari perlakuan tidak manusiawi tersebut, banyak dari kaum disabilitas merasa terisolasi, tidak dilibatkan, dan kehilangan kesempatan untuk berkontribusi secara maksimal.

“Hari ini merupakan momen spesial di mana Gereja menyatakan komitmen penting dalam menghadirkan ruang yang inklusif dan ramah bagi para penyandang disabilitas,” tutup Ruth Laiskodat.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian alat bantu bagi pemberdayaan penyandang disabiltas dari Pemerintah Kota Kupang oleh Kadis Sosial Kota Kupang, Toto Assan.

Kebaktian Peluncuran Gereja Ramah Disabiltas GMIT Paulus dipimpin secara bersama oleh pengkhotbah ketua UPP hubungan Oikumenis dan Kemitraan MS GMIT, Pdt. Leny H. F. Gana – Mansopu dan liturgos Pdt. Ferderik Herison Here Wila yang adalah Ketua UPP Kategorial MS GMIT.

Berita Terkait

Kepala Daerah se-Sumba Kompak Kendalikan Inflasi dan Majukan Digitalisasi Keuangan
Melki Segera Berlakukan Program Jam Belajar Masyarakat untuk Atasi Krisis Literasi di NTT
Peringati 50 Tahun Balibo Five, Dewan Pers Timor-Leste Tekankan Keberanian Jurnalis
Panglima FDTL: Militer Tidak Akan Ganggu Pekerjaan Wartawan di Timor Leste
Literasi NTT Masih Rendah, Hanya 24,7% Kategori Baik, STN NTT Dukung Pergub Jam Belajar di Rumah
Melki Lakalena Bangun Revolusi Belajar dari Rumah, Keluarga Jadi Tiang Utama Pendidikan NTT
Tokoh GP Ansor NTT Nilai Tayangan Trans7 Lecehkan Kiai dan Pondok Pesantren
Oknum Pendamping PKH di Malaka Diduga Gelapkan Dana Rp28 Juta Milik Warga

Berita Terkait

Minggu, 26 Oktober 2025 - 09:35 WIB

Kepala Daerah se-Sumba Kompak Kendalikan Inflasi dan Majukan Digitalisasi Keuangan

Rabu, 22 Oktober 2025 - 20:37 WIB

Melki Segera Berlakukan Program Jam Belajar Masyarakat untuk Atasi Krisis Literasi di NTT

Kamis, 16 Oktober 2025 - 18:15 WIB

Peringati 50 Tahun Balibo Five, Dewan Pers Timor-Leste Tekankan Keberanian Jurnalis

Kamis, 16 Oktober 2025 - 18:00 WIB

Panglima FDTL: Militer Tidak Akan Ganggu Pekerjaan Wartawan di Timor Leste

Kamis, 16 Oktober 2025 - 16:54 WIB

Literasi NTT Masih Rendah, Hanya 24,7% Kategori Baik, STN NTT Dukung Pergub Jam Belajar di Rumah

Berita Terbaru