Tokoh Muda Diaspora NTT di Jakarta Dukung Rencana Pergub Jam Belajar di NTT : Dekati Kaum Muda dengan Buk

- Jurnalis

Kamis, 16 Oktober 2025 - 15:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Jakarta, NTTPedia.id,- Tokoh muda asal Nusa Tenggara Timur (NTT) di Jakarta, Agustinus Tetiro, yang sering disapa Gusti Tetiro, mendukung penuh rencana peraturan Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena tentang jam belajar bagi siswa-siswi se-NTT. Regulasi tentang jam belajar diyakini membawa banyak manfaat untuk jangka panjang.

 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Telah menjadi rahasia umum bahwa tokoh-tokoh nasional asal NTT adalah mereka yang dididik secara displin dan berkualitas pada masa mudanya, khususnya dalam asrama-asrama yang memiliki aturan jam belajar yang ketat. Kita bisa temukan itu dalam riwayat biografis Frans Seda, Ben Mboi, Adrianus Mooy, Profesor Johannes, dan lain-lain,” ujar Gusti Tetiro, yang merupakan alumnus Seminari Santo Yohanes Brechmans Todabelu Mataloko Ngada yang saat ini aktif sebagai Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP ISKA), kepada wartawan di Jakarta, Kamis (16/10/2025)

 

Menurut Gusti, aturan tentang jam belajar perlu dibangun sebagai kebiasaan (habitus) umum untuk semua orang di NTT, demi mempersiapkan generasi muda Flobamora (Flores, Sumba, Timor, Alor) yang berkualitas. Kebiasaan itu dalam kontek pendidikan (formation) harus dimulai dengan aturan yang kiranya pada kemudian hari diterima sebagai budaya belajar yang produktif.

 

Gusti yang juga merupakan staf pengajar Filsafat Ekonomi di Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta ini menyatakan, jam belajar itu bisa diisi dengan kegiatan-kegiatan ilmiah-akademik di rumah masing-masing atau dalam komunitas tertentu. Beragam kegiatan bisa dilakukan saat jam belajar: membaca, membuat ringkasan buku bacaan, mengulang pelajaran di sekolah dan mengerjakan PR, latihan menulis kreatif, berlatih public speaking, dan lain-lain.

Baca Juga :  Erick Thohir Kukuhkan Pengurus Baru, Forum Humas BUMN Perkuat Kolaborasi Informasi Publik

 

“Pada prinsipnya, saya melihat niat baik Gubernur Melki agar anak-anak kita kembali mengintimi buku,” kata Gusti yang juga merupakan alumnus IFTK Ledalero ini.

 

Gusti optimistis, jika siswa-siswi di NTT mulai kembali mengakrabi buku, maka ketergantungan terhadap gadget, handphones, dan hal-hal lain bisa diminimalisir. Begitu juga dengan rendahnya kemampuan literasi dan numerasi para siswa NTT seperti yang dikabarkan sejumlah media beberapa waktu terakhir ini bisa diatasi jika ada kehendak baik untuk mengoptimalkan jam belajar ini.

 

Gusti mengaku bahwa tidak mudah untuk memulai kebiasaan membaca buku ini lagi. Kendati demikian, untuk konteks NTT, intimitas dengan buku bukan hal yang terlalu baru. Dari sejarahnya, orang-orang NTT akrab dengan buku. Penerbit Nusa Indah di Ende adalah salah satu yang paling terkemuka pada zamannya. Begitu juga dengan sebaran para ahli bahasa, sastrawan, dan wartawan asal NTT di sejumlah lembaga pendidikan, forum dan media arus utama adalah bukti bahwa orang-orang NTT tidak boleh sekali-kali diremehkan dalam hal kemampuan literasi dan numerasi.

 

“Kita pernah memiliki ahli bahasa hebat seperti Gories Keraf dan Jan Parera, sastrawan Gerson Poyk dan John Dami Mukese, penilai sastra Ignas Kleden, wartawati Hermien Kleden dan para wartawan hebat yang tetap bertahan sampai saat ini: Rikard Bagun, Don Bosco Selamun, Abraham Runga Mali, dan masih banyak lainnya. Ini bukti bahwa orang-orang NTT adalah para pembawa terang ilmu pengetahuan bagi bangsa ini. Kita generasi muda tidak boleh terpukul mundur lagi,” jelas Gusti.

Baca Juga :  Orang Tua Murid di NTT Dukung Jam Belajar di Rumah Untuk Kurangi Kecanduan Gadget, Perkuat Literasi Anak

 

Untuk sampai pada kebiasaan membaca secara kreatif dan rutinitas belajar yang produktif, Gusti melihat perlu dan mendesaknya melibatkan sejumlah pihak mulai dari keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintahan setempat. Hal yang juga penting dalam pandangan Gusti adalah penyediaan buku-buku berkualitas dan sarana-sarana pendukung seperti perpustakaan umum di sekolah dan di setiap kota kecamatan, termasuk adanya fasilitas perpustakaan bergerak dengan menggunakan mobil atau sarana transportasi lainnya.

 

“Mendekati masyarakat, khususnya kaum muda, dengan buku dan kebiasaan belajar harus mulai dengan contoh. Para pemimpin daerah, para anggota DPRD, para tokoh masyarakat harus sebisa mungkin juga punya kebiasaan membaca buku dan pertanyaan tentang ‘sedang baca buku apa?’ kiranya tidak boleh menjadi pertanyaan yang ganjil,” ungkap Gusti.

 

Mengakhiri dukungannya terhadap rencana Pergub jam belajar di NTT, Gusti juga memberikan dua tips sederhana mendekati buku sebagai bahan bacaan yang berguna. “Orang bisa saja menilai bahwa kegiatan membaca buku hanya membuang waktu. Padahal ada dua cara baik. Pertama, membaca buku untuk mencari jawaban atas masalah. Misalnya membaca buku Etika Politik karya Pater Otto Gusti Madung untuk memotret tingkah-laku politisi lokal kita. Kedua, membaca untuk mengisi waktu. Adalah lebih baik menghabiskan waktu kosong dengan membaca novel karya Felix Nesi atau Maria Matildis Banda daripada duduk cari kutu sambal gosip nama tetangga,” tandas Gusti disertai tawanya yang khas. (*)

Berita Terkait

Jernihkan Persoalan Dengan Pendeta Nelson, Yusinta Nenobahan dan Kuasa Hukum Penuhi Undangan Sinode GMIT
Melki Laka Lena Dorong Kawasan Ekonomi Khusus di Perbatasan RI–Timor Leste
Jembatan Palmerah dan Pembangkit Listrik Arus Laut Didorong Jadi Proyek Strategis Nasional
Orang Tua Murid di NTT Dukung Jam Belajar di Rumah Untuk Kurangi Kecanduan Gadget, Perkuat Literasi Anak
Gagasan Jam Belajar Melki, Guru Besar Undana: Ide Bagus Tapi Belum Sentuh Akar Masalah Pendidikan
Gagasan Jam Belajar Gubernur Melki Laka Lena Kelanjutan Semangat Gong Belajar Era Frans Lebu Raya
Melki Laka Lena Hidupkan Kembali Program Gong Belajar, Atur Jam Belajar Anak Sekolah Dirumah 
Letjen Gabriel Lema Sebut Frans Pati Herin Jurnalis yang Menyerap Saripati Kehidupan

Berita Terkait

Kamis, 23 Oktober 2025 - 17:29 WIB

Jernihkan Persoalan Dengan Pendeta Nelson, Yusinta Nenobahan dan Kuasa Hukum Penuhi Undangan Sinode GMIT

Selasa, 21 Oktober 2025 - 19:46 WIB

Melki Laka Lena Dorong Kawasan Ekonomi Khusus di Perbatasan RI–Timor Leste

Selasa, 21 Oktober 2025 - 07:47 WIB

Jembatan Palmerah dan Pembangkit Listrik Arus Laut Didorong Jadi Proyek Strategis Nasional

Kamis, 16 Oktober 2025 - 15:28 WIB

Tokoh Muda Diaspora NTT di Jakarta Dukung Rencana Pergub Jam Belajar di NTT : Dekati Kaum Muda dengan Buk

Rabu, 15 Oktober 2025 - 21:58 WIB

Orang Tua Murid di NTT Dukung Jam Belajar di Rumah Untuk Kurangi Kecanduan Gadget, Perkuat Literasi Anak

Berita Terbaru