Kupang, NTTPedia.id,- Proyek monumental Jembatan Pancasila Palmerah dan Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) Larantuka) kembali menjadi pembahasan penting di Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Gubernur Emanuel Melkiades Laka Lena menerima audiensi tim Tidal Bridge BV (Belanda) di Ruang Rapat Gubernur, Senin (20/10/2025) sore, untuk membahas kelanjutan proyek energi baru terbarukan yang pernah digagas pada masa kepemimpinan Gubernur Frans Lebu Raya.
Proyek Jembatan Pancasila Palmerah merupakan gagasan visioner yang dimulai pada tahun 2017 saat Frans Lebu Raya menjabat Gubernur NTT. Selain menjadi infrastruktur penghubung antara Pulau Adonara dan Larantuka (Flores Timur), jembatan ini dirancang untuk menjadi sumber energi terbarukan pertama di Indonesia yang memanfaatkan arus laut sebagai tenaga listrik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejak masa Frans Lebu Raya, Tidal Bridge BV bersama Pemerintah Provinsi NTT telah melaksanakan berbagai tahapan penting, seperti Feasibility Study (FS), Analisis Dampak Lingkungan(AMDAL),Environmental and Social Impact Assessment (ESIA), serta studi interkoneksi dengan PLN.
Proyek ini bahkan telah memperoleh dukungan pembiayaan dari Bank Pembangunan Belanda (FMO/Invest International) dan sempat menjadi sorotan internasional dalam Forum G20 di Bali.
Latif Gau, President Director PT Tidal Bridge Indonesia, menegaskan bahwa proyek PLTAL Larantuka merupakan bentuk kerja sama berkelanjutan yang menunjukkan komitmen Pemerintah NTT dalam mengembangkan energi bersih berbasis potensi lokal.
” Dari era Bapak Frans Lebu Raya hingga sekarang, Pemerintah NTT terus menunjukkan komitmen kuat terhadap energi baru terbarukan. Kami melihat sinergi yang baik dan kepemimpinan yang berkelanjutan untuk mewujudkan proyek ini,” ungkap Latif Gau.
PLTAL Larantuka ditargetkan mampu menghasilkan hingga 100 megawatt (MW) listrik yang dapat memperkuat sistem kelistrikan Pulau Flores. Saat ini, tim Tidal Bridge tengah mempersiapkan pembaruan dokumen AMDAL dan izin teknis yang telah kedaluwarsa agar proyek dapat segera dilanjutkan menuju tahap konstruksi.
Dalam audiensi tersebut, Gubernur Melki Laka Lena menegaskan bahwa pemerintahannya akan meneruskan dan mempercepat kerja besar yang sudah dirintis oleh pendahulunya.
” Kami menghormati fondasi yang sudah diletakkan oleh almarhum Bapak Frans Lebu Raya. Kini saatnya kita melanjutkan visi itu agar benar-benar terwujud. Proyek ini penting untuk menambah pasokan listrik dan menghadirkan energi bersih di wilayah Flores,” tegas Gubernur Melki.
Ia juga menyampaikan bahwa Pemprov NTT akan segera berkoordinasi dengan Kementerian ESDM, KKP, dan pihak terkait lainnya agar PLTAL Larantuka dapat segera masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).
Sementara itu, Kepala Dinas ESDM Provinsi NTT, Rosye Hedwine, menjelaskan bahwa untuk dapat ditetapkan sebagai PSN, proyek ini masih memerlukan penyempurnaan sejumlah dokumen administratif, antara lain, Dokumen Feasibility Study (FS),Manajemen Risiko, Master Plan, Dokumen Lingkungasesuaian dengan RTRW Provinsi dan Kabupaten Flores Timur
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Kepala Dinas PUPR Benyamin Nahak, Kepala Dinas ESDM Rosye Hedwine, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulastri Rasyid, Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa Adelino Soares, serta Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Selfi H. Nange.
Dari pihak mitra hadir CEO Tidal Bridge BV (Belanda), Mr. Eric Van Den Eijnden, President Director PT Tidal Bridge Indonesia, Latif Gau, dan perwakilan PT Pertamina Power Indonesia.(hms)















