Jernihkan Persoalan Dengan Pendeta Nelson, Yusinta Nenobahan dan Kuasa Hukum Penuhi Undangan Sinode GMIT

- Jurnalis

Kamis, 23 Oktober 2025 - 17:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kupang, NTTPedia.id,- Kuasa hukum Yusinta Ningsih Nenobahan, Francisco Fernando Bessie bersama kliennya memenuhi undangan Majelis Sinode GMIT di Kupang, Kamis (23/10/2025). Undangan itu dikeluarkan oleh Sinode GMIT untuk menjernihkan persolaan yang melibatkan salah pendeta GMIT yang saat ini bertugas di Timor Tengah Selatan (TTS)

 

Pertemuan tersebut berlangsung tertutup diruang sekretaris Sinode GMIT, Pdt. Zimrat M.S. Karmany, M.Th. Pertemuan tersebut berkaitan dengan persoalan yang sempat ramai diperbincangkan di publik terkait Pendeta Nelson Liem dan Yusinta Ningsih Nenobahan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

 

Usai pertemuan tersebut, Francisco kepada media menjelaskan bahwa pertemuan dilakukan sebagai bentuk klarifikasi dan komunikasi langsung dengan pihak Sinode agar tidak terjadi kesalahpahaman di masyarakat.

 

“Ibu Yusinta menyampaikan secara terbuka kronologis peristiwa dari awal sampai saat ini, agar semua pihak mendapat gambaran yang utuh dan benar,” ujarnya kepada wartawan usai pertemuan.

 

Ia juga mengapresiasi sikap Wakil Sekretaris Sinode GMIT, Pendeta Simrat yang menerima rombongan dengan ramah dan penuh kasih.

 

“Kami sangat berterima kasih karena pihak Sinode melayani dengan sikap terbuka, santun, dan penuh pengertian. Ini contoh teladan bagaimana gereja menjadi ruang dialog yang membangun bukan saling menjatuhkan,” kata Francisco.

Baca Juga :  Layanan Prima, BRI Raih 4 Penghargaan Service Excellence

 

Terkait proses hukum yang sempat mencuat di Polda Metro Jaya, Francisco menegaskan bahwa langkah yang diambil hanyalah bagian dari klarifikasi dan upaya menjaga agar situasi tetap kondusif.

 

“Kami datang untuk memberikan keterangan agar tidak muncul kegaduhan atau informasi yang keliru di masyarakat. Semua kami lakukan dalam koridor hukum dan dengan itikad baik,” jelasnya.

 

Ia menambahkan, pihaknya berharap seluruh proses ini dapat diselesaikan dengan kepala dingin dan semangat kekeluargaan.

 

“Kami ingin semua berjalan damai. Tidak ada niat memperpanjang persoalan. Fokus kami adalah mencari keadilan dan kebenaran dengan tetap menjaga nilai kasih dan persaudaraan,” tutur Francisco.

 

Pertemuan tersebut lanjutnya menjadi langkah penting untuk membuka ruang komunikasi dan menyatukan persepsi antar pihak.

 

“Kami percaya, selama semua dilakukan dengan hati yang tulus dan terbuka, pasti akan ada jalan terbaik bagi semua,” pungkasnya.

 

Menurut Fransisco perseteruan antara Yusinta dan Pendeta Nelson Liem ketika kliennya Yusinta Ningsih Nenobahan mengunggah video di akun sosial media miliknya pada Tanggal 6 Oktober 2025.

Baca Juga :  BEM se Kota Kupang Deklarasi Kesepakatan Bersama Lawan Hoax dan Radikalisme di Lingkungan Kampus

 

“Kami sampaikan kronologis awal, dimana Ibu Yusinta mengunggah video pada tangal 6 Oktober dan dibalas oleh Pendeta Nelson pada tanggal 11 Oktober dengan durasi 9 menit lebih,” kata Fransisco.

 

Menurut Fransisco pada unggahan Pendeta Nelson tertanggal 11 menjalankan mengenai polemik laporan polisi dugaan penggelapan dana sebesar 7 Miliar di Polda Metro Jaya terhadap Yusinta.

 

“Di situ jelas salah satu media Poskota menjelaskan persoalan ibu Yusinta di Polda Metro Jaya,” katanya.

 

Fransisco menjelaskan jika pihaknya sudah pergi ke Polda Metro Jaya untuk menyampaikan klarifikasi beserta data pendukung.

 

“Kami pergi ke Polda Metro Jaya untuk menghadiri undangan klarifikasi biar masyarakat tidak gaduh terkait hal ini,” ujarnya.

 

Fransisco mengaku pihaknya dilayani secara baik oleh Pengurus Sinode GMIT terkait surat pengaduan tentang Pendeta Nelson Liem.

 

“Kami dilayani dengan baik oleh Pengurus Sonde GMIT. Menerima aduan dari klien kami Ibu Yusinta dengan kerendahan hati. Inilah cermin gembala sebagai wakil Tuhan,” tukasnya.(AP)

 

Berita Terkait

Melki Laka Lena Dorong Kawasan Ekonomi Khusus di Perbatasan RI–Timor Leste
Jembatan Palmerah dan Pembangkit Listrik Arus Laut Didorong Jadi Proyek Strategis Nasional
Tokoh Muda Diaspora NTT di Jakarta Dukung Rencana Pergub Jam Belajar di NTT : Dekati Kaum Muda dengan Buk
Orang Tua Murid di NTT Dukung Jam Belajar di Rumah Untuk Kurangi Kecanduan Gadget, Perkuat Literasi Anak
Gagasan Jam Belajar Melki, Guru Besar Undana: Ide Bagus Tapi Belum Sentuh Akar Masalah Pendidikan
Gagasan Jam Belajar Gubernur Melki Laka Lena Kelanjutan Semangat Gong Belajar Era Frans Lebu Raya
Melki Laka Lena Hidupkan Kembali Program Gong Belajar, Atur Jam Belajar Anak Sekolah Dirumah 
Letjen Gabriel Lema Sebut Frans Pati Herin Jurnalis yang Menyerap Saripati Kehidupan

Berita Terkait

Kamis, 23 Oktober 2025 - 17:29 WIB

Jernihkan Persoalan Dengan Pendeta Nelson, Yusinta Nenobahan dan Kuasa Hukum Penuhi Undangan Sinode GMIT

Selasa, 21 Oktober 2025 - 19:46 WIB

Melki Laka Lena Dorong Kawasan Ekonomi Khusus di Perbatasan RI–Timor Leste

Selasa, 21 Oktober 2025 - 07:47 WIB

Jembatan Palmerah dan Pembangkit Listrik Arus Laut Didorong Jadi Proyek Strategis Nasional

Kamis, 16 Oktober 2025 - 15:28 WIB

Tokoh Muda Diaspora NTT di Jakarta Dukung Rencana Pergub Jam Belajar di NTT : Dekati Kaum Muda dengan Buk

Rabu, 15 Oktober 2025 - 21:58 WIB

Orang Tua Murid di NTT Dukung Jam Belajar di Rumah Untuk Kurangi Kecanduan Gadget, Perkuat Literasi Anak

Berita Terbaru