Menenun Asa Setelah Bangkit Dari Lembah Kematian

- Jurnalis

Kamis, 3 Juni 2021 - 13:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sore itu Matahari baru saja kembali keperaduannya. Jalanan di Kota Kupang semakin ramai dengan lalu lalang kendaraan bermotor. Saya baru saja pulang dari pantai memancing bersama teman-teman Ultralight Fighter Casting (UFC) Kota Kupang. Hobi memancing saya geluti beberapa bulan terakhir ini. Tiba-tiba layar Handphone saya menyalah terang. Ada Whatsapp dari Sahabat saya. Namanya Leksi Saluk. Ia selalu menghubungi saya ketika Ia ingin bercerita dan membunuh rasa sepih setelah sembuh dari operasi penyumbatan pembuluh darah di otak. Di sore itu Leksi meminta saya menayangkan sebuah kesaksian tentang dirinya. Sakit dan mengalami kebangkitan setelah mengalami pergumulan hidup bersama Tuhan Yesus Sang Juru Selamat. Mujizat yang membawanya dari lembah kematian. Ia koma di rumah sakit selama berhari-hari. Kini Ia telah menemukan seberkas sinar harapan. Bangkit dan menjadi pelayan Tuhan.

Kami sudah bersahabat sejak lama, sejak ia menjadi wartawan di harian Victory News pada tahun 2012 yang lalu. Leksi merupakan wartawan angkatan pertama dari harian Victory News. Dari sering bertemu dilapangan ketika meliput, menjadikan kami sangat akrab. Layaknya orang NTT( meski tidak selalu begitu), kalau bertemu pasti menjadi arena kebun binatang. Saya dan Leksi memang sudah lama tidak bertemu, jauh sebelum dia sakit dan koma di rumah sakit selama berhari-hari hingga kini. Meski begitu Ia tidak pernah marah. Dia tahu bahwa saya tidak kuat melihat kondisinya yang kini yang sudah berangsur baik. Ia selalu memberi kabar kepada saya lewat layanan pesan pribadi. Kembali ke soal profesinya sebagai wartawan, hasil liputannya selalu menimbulkan kecemasan bagi para politisi yang bermasalah dalam kiprahnya dipemerintahan maupun di legislatif. Ketika Leksi dipidahkan ke Sumba Timur, Ia juga memberi kabar. “ Disini Berat Umbu,” kata Leksi dalam teks pesan yang dikirim kepada saya. Kata berat ini sering dialamatkan kepada pejabat yang pelit diwawancarai maupun diajak duduk ngopi.

Leksi memang tipe wartawan pekerja keras dan bermental baja. Ia selalu berhadapan dengan liputan-liputan yang mengundang resiko dicaci maki para pejabat ketika aib mereka diumbar ke publik. Pada suatu waktu, Ia bahkan dicari oleh sekelompok orang yang diduga tim sukses karena jagoaannya kalah dalam Pilkada di kota tetangga. Jagoaan mereka kalah karena rentetan tulisan Leksi. Waktu itu beberapa wartawan meminta Leksi pulang saja dari tempat liputan, meski ia menolak akhir dia juga pulanng setelah “dimarahi” oleh beberapa rekannya.

Ia memang petarung tapi semuanya sirna taktla pada suatu waktu ia tidak sadarkan diri setelah pulang mengantar istrinya ketempat kerja. Hari itu Kamis, 19/07/2018, seperti biasanya sebelum berangkat kerja meliput, ia punya kebiasaan mengantar istrinya ketempat kerja. Setiba ditrumah Ia tiba-tiba pusing. Ia sempat menelpon Kepala Bidang Pencegahan penyakit Kota Kupang yang Ia biasa panggil Ma Sri. Leksi meminta bantuan Ambulance Brigade Kupang Sehat untuk menjemputnya kerumah sakit. Setelah menelpon beberapa saat, Leksi tidak sadarkan diri.

Beberapa jam setelah menelpon, barulah mobil ambulance itu mengevakuasinya ke salah satu rumah sakit di Kota Kupang. Leksi Koma selama sembilan hari di rumah sakit. Ia mengalami kelumpuhan pada tubuh bagian kiri. Selama proses perawatan baik dirumah sakit dan dirumah, Leksi selalu didampingi oleh istri tercinta dan para koleganya yang setia membantunya. Salah satunya adalah Tanta Yuni Silvi.

“ Tanta Yuni ini yang sangat membantu saya dengan luar biasa. Jikalau waktu itu tidak ada tanta Yuni dirumah waktu saya tidak sadarkan diri, mungkin tidak ada kesaksian hari ini. Semua itu atas anugerah Tuhan Yesus. Puji Tuhan Yesus, kehadiran Tante Yuni kalah itu dirumah sebagai ipar istri dan teman caleg satu partai membantu. Tanta Yuni yang beragama muslim ini selalu siap membantu kami. bersyukur juga karena adik kelima Ester Yanti Salukh yang waktu itu bertepatan tidak lulus seleksi kuliah jadi dia yang setia jaga karena istri harus ke kantor untuk bekerja. Tuhan Yesus luar biasa indah melakukan semua dan perjalanan sejak 2018 sampai saat ini penuh cerita dan kasih Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan saya. sungguh menderita karena disaat bangun tidur banyak hal terjadi salah satu perasaan tidak karuan. Hal yang menyenangkan adalah disaat tidur dan makan dengan kecap manis dan ketika dekat dengan Tuhan melalui doa Bapa Kami,” ujarnya.

Leksi mengatakan dalam proses pemulihan itu juga ia memiliki rasa kangen yang luar biasa terhadap teman-temannya. Banyak yang datang menjenguknya namun banyak juga yang tidak sempat datang akibat kesibukan dalam pekerjaan. Meski demikian Ia memaklumi itu semua.

Baca Juga :  Ratusan Warga Antusias Ikuti Pasar Murah dan Aneka Perlombaan di DPW Nasdem NTT

“ Tapi begitu rasa rindu itu muncul selalu pedomani pelayanan Rasul Paulus yakni begitu ingat jemaat berdoa dan bersyukur sehingga orang – orang yang di doakan dengan tiba-tiba muncul jenguk tanpa janji sedangkan yang membuat kecewa banyak orang yang janji untuk jenguk tapi tidak penuhi janji lebih lagi mereka yang dulu,” kata Leksi.

Leksi menuturkan sakit yang dialami mjuga berdampak pada penuruan daya ingatnya. Semua hal dilupakan tapi berkat anugerah Tuhan Yesus melalui pergumulan dan doa Bapak Kami setiap jam dengan di pandu dengan jam dinding rumah yang sudah distel sesuai jam doa.

“ Syukur dengan doa yang dilakukan mendapatkan keteduhan hati dan keteduhan perasaan. Untuk mengantar tepat jam, hal yang dilakukan selalu membaca Alkitab Perjanjian lama yakni pagi sampai jam 12 siang. setelah sembayang jam 12 siang beralih ke perjanjian baru dan puji Tuhan perjanjian baru sudah diulang 11 kali perbulan Mei sedangkan perjanjian lama baru empat kali,” katanya.

“Selain itu saya sungguh merasakan anugerah Tuhan luar biasa karena dengan mengalami sakit bisa lebih dekat dengan Tuhan Yesus lewat doa dan membaca Alkitab dan selain itu setiap momentum hari raya sering meminta kado kepada Tuhan Yesus dengan pedomani Matius 7.7, sehingga Tuhan Yesus menjawab permohonan doa. contoh sebelumnya sebagai penderita stroke air liur sering keluar tapi di momentum Natal meminta kado akhirnya berhenti begitu juga Paskah berdoa minta kado dariTuhan akhirnya mendapatkan kado yakni perasaan sudah nyaman,” Ujar Leksi.

Kini Leksi sudah pulih meski tidak seperti sediakala. Namun ia selalu bersyukur atas apa yang sudah dialaminya saat ini. Semua pergumulan hidup dilewatinya dengan berserah kepada Sang Pemberi kehidupan. Ia menjalani semuanya dengan iklas. Ia Yakin akan ada waktu yang indah baginya disuatu waktu. Berdoa dan berkotemplasi, ia terus lakukan disetiap waktu yang dimilikinya. Ia berharap, Ia mendapat kado dari Tuhan agar bisa berjalan dan tensi darahnya normal kembali. Leksi berjanji akan menjadi Pelayan Tuhan.

Berita Terkait

PPI NTT Angkatan 1990-2006 Serahkan Sembako di Panti Asuhan dan Bagi Janda, Sambut Hari Sumpah Pemuda 2025
Gubernur NTT Sosialisasikan Gagasan Jam Belajar dan Ibadah Keluarga di UNIPA Maumere
Sejumlah Toko di Malaka Kedapatan Jual Beras Diatas Harga Eceran Tertinggi 
In House Training SMA Kristen Kesetnana, Guru Harus Menjadi Pelopor Literasi Digital
Literasi NTT Masih Rendah, Hanya 24,7% Kategori Baik, STN NTT Dukung Pergub Jam Belajar di Rumah
Gagasan Jam Belajar Melki, Guru Besar Undana: Ide Bagus Tapi Belum Sentuh Akar Masalah Pendidikan
Melki Lakalena Bangun Revolusi Belajar dari Rumah, Keluarga Jadi Tiang Utama Pendidikan NTT
Konten Kreator di SBD Ditahan Polisi Akibat Pelecehan Seksual Sesama Jenis 

Berita Terkait

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 20:50 WIB

PPI NTT Angkatan 1990-2006 Serahkan Sembako di Panti Asuhan dan Bagi Janda, Sambut Hari Sumpah Pemuda 2025

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 17:10 WIB

Gubernur NTT Sosialisasikan Gagasan Jam Belajar dan Ibadah Keluarga di UNIPA Maumere

Jumat, 24 Oktober 2025 - 17:36 WIB

Sejumlah Toko di Malaka Kedapatan Jual Beras Diatas Harga Eceran Tertinggi 

Senin, 20 Oktober 2025 - 15:40 WIB

In House Training SMA Kristen Kesetnana, Guru Harus Menjadi Pelopor Literasi Digital

Kamis, 16 Oktober 2025 - 16:54 WIB

Literasi NTT Masih Rendah, Hanya 24,7% Kategori Baik, STN NTT Dukung Pergub Jam Belajar di Rumah

Berita Terbaru