Catatan Frederikus Suni
Kupang, NTTPedia.id,- Menikmati pesona Bundaran PU Kupang, sama halnya dengan berburu keindahan di Malioboro Jogjakarta. Karena di sepanjang Bundaran PU Kupang ada hamparan pusat industri kreatif, selain hypermarket yang tak kalah jauh dari pusat perbelanjaan di sejumlah kota metropolitan Indonesia.
Ketika berada di teluk Kupang, pengunjung akan dimanjakan dengan alam yang nan eksotis. Belum lagi, hujan kelap-kelip yang semakin menggoda pelancong nusantara di malam hari.
Sejauh mata memandang, ada keindahan di balik desain kota yang minimalis, tetapi nyaman untuk dipandang, dirasa, diabadikan, dan berbagai euforia sepanjang bundaran.
Perkembangan industri wisata ini tidak terlepas dari pemerintah kota dan provinsi yang getol menata kota dengan gaya arsitektur klasik dan modern.
Pembangunan ruang publik seperti Bundaran PU, pantai Kelapa Lima, Tedis, dan sejumlah pusat hiburan mampu membangkitkan ekonomi kreatif warga setempat.
Hal itu terbukti dari pedagang kaki lima di sekitar area Bundaran PU Kupang yang sibuk melayani pengunjung di malam Minggu.
Berdasarkan pantauan dari Wartawan NTTPedia.id belum lama ini, Para pengunjung begitu asyik menikmati waktu senggang, sembari menikmati secangkir kopi hangat.
Kenikmatan kopi hangat juga dirasakan oleh Tonce Banunaek beserta rombongannya.
Mereka pun berkenan untuk menjawab sejumlah pertanyaan, di antaranya;
Alasan mendasar apa yang mendorong Tonce dan rekan-rekan untuk menghabiskan malam Mingguan di sini? , tujuan mendasar kami memilih tempat ini adalah viewnya bagus banget. Selain, kami juga menikmati ruang terbuka yang begitu nyaman untuk diabadikan.
Mengapa Tonce tidak mengambil freelance sebagai Fotografer? , Ya, meskipun saya memiliki passion di bidang Fotografi, namun saya memilih untuk terjun ke bidang wirausaha saja.
” Saya pun menggunakan kamera Canon ini hanya untuk membangkitkan imajinasi yang disulap dalam berbagai gaya fotografi saya,” ujarnya.
Ketika ditanya kapan mengenal dunia Fotografi, Tonce mengaku mengenal fotografi sewaktu di SMA. Kebetulan waktu itu, ada tim dari kota Kupang yang memberikan pelatihan di sekolah saya, termasuk bidang kepenulisan.
” Dari situ, saya mulai belajar sendiri (otodidak). Karena saat ini siapa pun mempunyai kesempatan untuk menekuni bidang apa pun, yang terpenting punya kemauan untuk belajar,” ujarnya.
Bagaimana perasaan Tonce dan kawan-kawan berada di Bundaran PU sini? Tentunya kami merasa senang. Karena di sini kami pun mendapatkan kenalan baru. Selain, merefreshing pikiran.
Lalu, apa harapan Tonce terkait pengelolaan lebih lanjut dari Bundaran PU Kupang?
Saya dan teman-teman berharap, pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemprov NTT mendirikan lopo.
Tujuan dari pembangunan lopo ada tetap menjadi kearifan lokal NTT, terutama masyarakat dengan pembuatan rumah yang beratapkan alang-alang atau pun daun lontar.