Survei: 59% Gen Z dan Milenial Gunakan Paylater untuk Mengatur Cash Flow

- Jurnalis

Jumat, 20 Desember 2024 - 14:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Jakarta, NTTPedia.id, – Katadata Insight Center (KIC) bekerja sama dengan OVO Finansial merilis laporan hasil survei berjudul “Persepsi dan Motif Penggunaan paylater pada Gen Z dan Milenial”. Menurut survei, sebanyak 59 persen responden menyatakan paylater membantu mereka mengatur cash flow. Laporan ini menggarisbawahi bahwa Gen Z dan Milenial mengandalkan paylater untuk mengatur keuangan.

 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Riset KIC bersama OVO Finansial ini melibatkan 2.153 responden pengguna paylater berusia 21–42 tahun dari 10 kota terpilih di Indonesia. Data dikumpulkan pada pertengahan tahun 2024 menggunakan metode purposive sampling.

 

“Paylater dianggap membantu untuk mengalokasikan dan mencatat pengeluaran mereka setiap bulan,” kata Direktur Riset KIC Gundy Cahyadi, dalam keterangan tertulis di Jakarta,Kamis (19/12).

 

Laporan yang sama menunjukkan 48 persen responden menggunakan paylater untuk kebutuhan rutin, termasuk kebutuhan rumah tangga.

Selain itu, paylater mendapatkan respons yang positif, di mana 2 dari 3 pengguna merasa nyaman menggunakan layanan ini, serta menganggapnya bermanfaat dan positif.

 

Secara terperinci, paylater dianggap bermanfaat karena proses aplikasi yang sederhana dan cepat (63,1 persen), penyedia layanan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (61,4 persen), serta bisa dipakai untuk berbagai kebutuhan (52,2 persen).

Baca Juga :  Perkuat Transformasi Agrikultur dan Food Estate, BNI Dukung Program Taksi Alsintan

 

Survei KIC turut mengungkap paylater saat ini telah menjadi alternatif pembiayaan bagi Gen Z dan Milenial, terutama jika kondisi keuangan sedang mendesak. Sebagai gambaran, saat ini sekitar 51,9 persen responden mengaku memiliki keterbatasan dalam urusan

keuangan. Di saat yang sama, sebanyak 48,1 persen responden menyatakan keuangannya sehat.

 

Secara mendetail, KIC lewat surveinya melakukan perbandingan ke mana pengguna paylater mencari pendanaan dalam kondisi mendesak, terutama pada era sebelum dan sesudah pembiayaan online.

 

Hasilnya, Gen Z dan Milenial yang semula merelakan tabungannya, atau meminjam ke orang lain, kini telah beralih ke paylater jika membutuhkan bantuan keuangan karena kondisi mendesak.

 

Berdasarkan survei, setelah era pembiayaan online, persentase Gen Z dan Milenial yang meminta bantuan ke teman/keluarga menurun dari 43,9 persen menjadi 23,2 persen.

 

Demikian pula untuk persentase masyarakat yang memakai tabungan sebesar 26 persen dari sebelumnya 44,6 persen.

Bahkan, survei yang sama menemukan bahwa 66,7 persen Gen Z dan Milenial telah menjadi pengguna paylater setelah era pembiayaan online.

Baca Juga :  Dekranasda NTT Ajukan Tenun Ikat Sumba ke UNESCO, Julie Laiskodat Minta Dukungan Rakyat NTT

Berbagai fakta terbaru dalam survei terbaru ini ditanggapi oleh Presiden Direktur Ovo finansial, Riady Nata, “Melihat sentimen positif dari masyarakat terhadap tren paylater,

OVO Finansial turut meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia melalui fitur OVO payLater,” katanya.

Riady menambahkan, OVO | PayLater, yang telah hadir sebagai opsi pembayaran baru di aplikasi Grab, menawarkan berbagai manfaat bagi pengguna, salah satunya fleksibilitas dalam pembayaran kebutuhan bulanan.

Dengan OVO | PayLater, pengguna Grab dapat menikmati berbagai layanan kebutuhan harian dengan lebih mudah dan fleksibel, seperti GrabFood, GrabCar, GrabBike, GrabMart,GrabExpress, dan Dine Out Deals.

OVO Finansial menyediakan akses layanan OVO | PayLater yang lebih luas untuk pengguna aplikasi Grab dengan melakukan penilaian kelayakan kredit sejalan dengan prinsip kehati-hatian yang mencakup perilaku keuangan dan kemampuan untuk membayar.

OVO | PayLater saat ini bisa diaktivasi sebagai salah satu metode pembayaran di Aplikasi grab dan bebas biaya layanan untuk pengguna baru, serta menawarkan berbagai promo menarik untuk kegiatan akhir tahun.(AP)

Berita Terkait

Investasi Bodong Menggurita di NTT, OJK Ada Dimana? 
Prof. Apris Dorong RS Undana Kerja Sama dengan BPJS dan Maksimalkan BPU untuk Tingkatkan Pendapatan Non-Akademik
Dihadapan Menteri, Prof. Apris Adu Paparkan Strategi Transformasi Undana Dari Kampus ke Ekonomi Sosial 
Setelah Satu Dekade, Forum Melanesia Kembali Hidup di NTT Pada Era Gubernur Melki Laka Lena
BRI Pacu Legalitas dan Pembiayaan UMKM NTT, 1.200 Pelaku Usaha Hadiri Festival FKPUM di Kupang
Wali Kota Kupang Christian Widodo Jadi Keynote Speaker di Konferensi Kota Dunia 2025 di Shanghai
Prabowo-Gibran Diminta Pulihkan Kepercayaan Dunia Usaha lewat Regulasi yang Pasti
Prabowo Tidak Pandang Bulu Berantas Korupsi Selama Setahun Jadi Presiden

Berita Terkait

Senin, 17 November 2025 - 07:36 WIB

Investasi Bodong Menggurita di NTT, OJK Ada Dimana? 

Sabtu, 15 November 2025 - 20:12 WIB

Prof. Apris Dorong RS Undana Kerja Sama dengan BPJS dan Maksimalkan BPU untuk Tingkatkan Pendapatan Non-Akademik

Sabtu, 15 November 2025 - 20:01 WIB

Dihadapan Menteri, Prof. Apris Adu Paparkan Strategi Transformasi Undana Dari Kampus ke Ekonomi Sosial 

Rabu, 12 November 2025 - 09:46 WIB

Setelah Satu Dekade, Forum Melanesia Kembali Hidup di NTT Pada Era Gubernur Melki Laka Lena

Kamis, 30 Oktober 2025 - 18:31 WIB

BRI Pacu Legalitas dan Pembiayaan UMKM NTT, 1.200 Pelaku Usaha Hadiri Festival FKPUM di Kupang

Berita Terbaru

Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTT yang beralamat di Jalan Frans Seda, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Foto :Internet

Hukrim

Investasi Bodong Menggurita di NTT, OJK Ada Dimana? 

Senin, 17 Nov 2025 - 07:36 WIB