Kupang, NTTPedia.id – Sektor pariwisata Nusa Tenggara Timur (NTT) terus menunjukkan pertumbuhan signifikan dan semakin berperan penting dalam perekonomian daerah. Data terbaru mencatat, pada 2024 pariwisata menyumbang 7,77 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) NTT, setara sekitar Rp8,5 triliun.
Hal itu disampaikan Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Lakalena, dalam pidato pembangunan HUT RI ke-80 yang berlangsung di Aula Fernandez, Kantor Gubernur NTT. Menurutnya, NTT memiliki 1.637 daya tarik wisata yang tersebar di seluruh provinsi, terdiri atas 759 wisata alam, 762 wisata budaya, dan 116 buatan manusia.
Dari jumlah tersebut, Labuan Bajo telah ditetapkan pemerintah pusat sebagai destinasi super prioritas sekaligus pintu masuk wisatawan mancanegara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, terdapat 534 desa wisata sebagai basis pembangunan pariwisata berbasis masyarakat. Sejumlah desa bahkan meraih prestasi nasional, di antaranya Desa Tiworiwu di Ngada dan Fatumnasi di Timor Tengah Selatan yang masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024.
” Tren kunjungan wisatawan juga mencatatkan kenaikan tajam pada pertengahan 2025. Juni lalu, tercatat 20.715 wisatawan mancanegara atau naik 80,35 persen dan 905.963 wisatawan nusantara atau naik 49,91 persen datang ke NTT, ” ujarnya.
Lonjakan ini menjadi bukti bahwa destinasi wisata NTT semakin diminati baik turis domestik maupun asing. Untuk mendukung hal tersebut, kata Gubernur Melki, Pemprov NTT tengah membenahi sarana prasarana di enam kabupaten, meningkatkan kualitas destinasi, serta memfasilitasi promosi di dalam dan luar negeri.
Tidak hanya mengandalkan keindahan alam, NTT juga mengembangkan sport tourism. Salah satunya melalui ajang internasional Tour de EnTeTe yang menggabungkan olahraga balap sepeda dengan promosi budaya dan ekonomi kreatif.
Di sektor ekonomi kreatif, tercatat 10.803 pelaku yang memberi kontribusi hampir Rp1 triliun terhadap PDRB NTT. Pemprov juga menetapkan Perda No. 4/2023 untuk melindungi dan mengembangkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) karya anak daerah, dengan target menambah 100 produk ber-HKI pada 2025.
Gubernur Melki mengatakan berbagai festival turut memberi dampak ekonomi positif. Misalnya, ANTIKFest Kupang pada 2024 menghasilkan perputaran uang sekitar Rp567 juta. Program One Village One Product juga melahirkan wirausaha baru, seperti kopi, sambal, dan rempah yang mulai menembus pasar nasional hingga global.
.Dengan pencapaian tersebut, pariwisata dan ekonomi kreatif kini menjadi salah satu motor utama pertumbuhan ekonomi NTT. Kehadiran desa wisata, event internasional, dan produk kreatif lokal diharapkan semakin memperkuat posisi NTT sebagai destinasi unggulan Indonesia timur.
“Pariwisata NTT kini bukan hanya tujuan, tapi sudah menjadi impian banyak orang. Paduan wisata alam, budaya, dan kreativitas masyarakat menjadi modal besar untuk membangun desa, melestarikan budaya, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat,” jelasnya.(AP)















