• Indeks
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
Sabtu, Juni 21, 2025
  • Login
NTT PEDIA
Advertisement
  • Beranda
  • Daerah
  • Hukrim
  • Korupsi
  • Nasional
  • Olahraga
  • Politik
  • Opini
  • Daerah
    • Kupang
    • TTU
    • Sumba
    • Kab.Kupang
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Hukrim
  • Korupsi
  • Nasional
  • Olahraga
  • Politik
  • Opini
  • Daerah
    • Kupang
    • TTU
    • Sumba
    • Kab.Kupang
No Result
View All Result
NTT PEDIA
No Result
View All Result
Home News

Sulap Rumput Menjadi Sedotan, Nasabah Binaan BRI Ini Jadi Pahlawan Lingkungan dan Masyarakat

Redaksi by Redaksi
10 November 2021
in News
0
Sulap Rumput Menjadi Sedotan, Nasabah Binaan BRI Ini Jadi Pahlawan Lingkungan dan Masyarakat
0
SHARES
15
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta, NTTPedia.id,– Di mata Hartati, rumput Purun bukan hanya sekadar tanaman liar. Tanaman bernama latin lepironia articulata sejenis rumput anggota suku teki-tekian (cyperaceae) itu memiliki nilai ekonomi tinggi, karena bisa diolah menjadi sedotan ramah lingkungan.

Hartati mengenang, dahulu di daerah tempat tinggalnya masyarakat memanfaatkan tanaman Purun sebagai bahan dasar membuat tali yang dianyam. Tali dari Purun sangat kuat untuk menahan beban yang berat. Namun seiring berkembangnya zaman, hal itu ditinggalkan.

Kendati demikian, Hartati tetap memandang rumput Purun sebagai bahan alam yang bisa bermanfaat banyak bagi perekonomian masyarakat sekitar jika potensinya terus digali. Dia membuktikan hal itu. Hartati bereksperimen dan menelaah, benda apa saja yang bisa diproduksi dari Purun.

“Akhirnya setelah belasan kali bereksperimen saya pikir Purun itu bagus untuk bahan sedotan menggantikan plastik,” ujar warga Desa Dukong, Kecamatan Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung itu lewat saluran telepon.

Bahkan Hartati sudah punya visi jika sedotan ini secara luas diterima pasar, dia akan membuat barang-barang lain dari Purun seperti bingkai foto, tempat tisu, hingga dudukan lampu dan hiasan bunga kering dari bunga Purun.

Berawal dari 2019, Hartati yang dibantu 3 orang rekannya yang berasal dari keluarga dan tetangga, memberanikan diri memproduksi sedotan berbahan dasar Purun. Dia tak menyangka, produk yang ramah lingkungan itu mendapat dukungan pemerintah daerah dan diperkenalkan melalui acara seperti pameran produk asli daerah.

Dengan modal pribadi dan bantuan pemerintah daerah, Hartati bahkan bisa memasarkan sedotan ramah lingkungan berbahan dasar Purun hingga Jakarta, Bali dan Surabaya. Dengan perkembangan tersebut, Hartati mengajak hingga 20 koleganya untuk menjadikan produksi sedotan Purun sebagai usaha sampingan.

“Saat Maret 2020 itu kami tidak menyangka ada pandemi. Padahal kami lagi semangat-semangatnya karena permintaan mulai banyak. Tapi karena pandemi pesanan langganan jadi terhenti. Akhirnya kami sempat berhenti produksi sekitar 7 bulan,” ujarnya.

Akan tetapi cobaan tersebut tak membuat Hartati ‘patah arang’. Dia mulai kembali memproduksi sedotan dari tanaman Purun.
Hartati menyebut, permintaan saat ini memang berkurang drastis. Namun bukan berarti harus disikapi dengan pesimistis.
Bayangkan saja, sebelum pandemi pihaknya bisa memproduksi belasan ribu sedotan per hari sedangkan saat ini hanya berkisar 6.000 buah saja. Meski begitu Hartati tetap optimistis. Bahkan dia berangan-angan kelak produknya menembus pasar dunia.

Optimisme Hartati bukan tanpa alasan. Dia melihat kebutuhan akan sedotan begitu tinggi. Di sisi lain, masyarakat global ingin menekan penggunaan plastik. Hartati pun punya cita-cita mulia. Dia ingin warga di daerah tempat tinggalnya lebih berdaya. Tanaman Purun, bisa menjadi penopang ekonomi yang menjanjikan.

Bertemu BRI, Gayung Bersambut

Untuk memulai usahanya kembali, Hartati sadar optimismenya harus ditopang pendanaan atau akses modal yang mumpuni. Gayung pun bersambut, Hartati mendapat suntikan dana dari bank yang dikenal luas giat memberdayakan pelaku UMKM, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Hartati memperoleh kucuran dana sebesar Rp50 juta melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hal itu digunakannya untuk modal awal dan membeli alat-alat produksi. Meski demikian, Hartati mengatakan alat-alat produksinya saat ini masih sangat sederhana dan tradisional.

Sehingga dalam memproduksi sedotan dari bahan dasar hingga siap dipasarkan membutuhkan waktu 4-5 hari. Proses terlama adalah mengeringkan kadar air dari Purun. Usaha tak pernah menghianati hasil, karena keseriusannya Hartati memperoleh perhatian lebih dari manajemen bank dengan jaringan terluas di Tanah Air tersebut.

Bahkan usaha Hartati mendapat kunjungan dari Direktur Bisnis Konsumer BRI, Handayani. Dia pun menceritakan kendala yang saat ini dihadapinya dalam mengembangkan usaha. Tak disangka, Handayani menilai prospek dan keseriusan usaha Hartati sangat menjanjikan.

“Saya sangat bersyukur bisa bertemu dan dibantu BRI. Saya gak menyangka BRI dari awal mencairkan dana dengan mudah dan memberikan pendampingan usaha. Saya juga tidak mengira BRI diam-diam memberikan perhatian, baru-baru ini kami dikunjungi salah satu pimpinan BRI. Beliau menjanjikan kami bisa mendapat pinjaman lagi. Ini penting buat pengembangan usaha kami karena kami ingin membeli oven yang sesuai dengan produksi kami untuk proses pengeringan. Dana Rp50 juta di awal itu tidak cukup untuk membeli alat produksi yang bagus,” ujar Hartati semakin optimistis.

Usaha Hartati dan koleganya itu pun kini menjadi klaster usaha binaan BRI dengan nama Klaster Purun Eco Straw yang beranggotakan 20 orang. Untuk saat ini, Purun Eco Straw sebagian besar dipasarkan ke hotel di Belitung juga kafe di Jakarta dan Bali. Dari apa yang dilakukan Hartati tersebut, kini Hartati dianggap sebagai pahlawan lingkungan dan juga bagi masyarakat sekitar, karena telah membukakan lapangan pekerjaan. Untuk pengembangan usaha ke depan, Hartati sebagai Ketua Kelompok Klaster Purun Eco Straw juga bersedia jika penjualan produk ini dilakukan dengan bantuan re-seller.

Menurut Hartati, selain terkait ekonomi, angannya untuk memberdayakan tanaman Purun adalah agar alam di daerahnya tetap lestari. Masyarakat di sana banyak yang bergantung pada tambang timah tradisonal.

Hartati menambahkan, tanaman Purun dapat lebih cepat memulihkan lahan bekas tambang. Hal tersebut dikarenakan, dengan adanya tanaman purun dilokasi bekas tambang akan menyerap unsur logam. Hal itu diketahuinya melalui tes uji coba di laboratorium mili Institut Teknologi Bandung (ITB). Selain itu banyak lahan tidak produktif yang awalnya digunakan untuk sawah, kini dapat digunakan untuk tanaman purun.

“Jika usaha kami semakin besar, kami bisa mendorong masyarakat untuk bisa mengambil manfaat ekonomis dari rumput Purun ini. Sehingga masyarakat bisa lebih melestarikan alam. Dan dengan bantuan BRI ke depan saya yakin Purun Eco Straw bisa mendunia. Karena kebutuhan sedotan ramah lingkungan ini sangat besar. Kami harap kerja sama dengan BRI ini tidak lepas dan bisa terus dijalin. Karena kami membutuhkan dukungan itu untuk terus berkembang,” pungkasnya.(AP)

Tags: BBRIBRIKlaster UsahaPemberdayaan UMKMUMKM BangkitUMKM Go Globa
Previous Post

Maknai Hari Pahlawan, Wanita Ini Bagikan Keahlian Jahit Untuk Warga Sekitar

Next Post

BRI Perkuat Layanan Global Banking Solution Melalui Jaringan SWIFT MT101

Redaksi

Redaksi

Next Post
BRI Perkuat Layanan Global Banking Solution Melalui Jaringan SWIFT MT101

BRI Perkuat Layanan Global Banking Solution Melalui Jaringan SWIFT MT101

Discussion about this post

Plugin Install : Widget Tab Post needs JNews - View Counter to be installed
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Kisruh PTT, Bupati TTU Resmi Digugat di PTUN Kupang Oleh Armet

Kisruh PTT, Bupati TTU Resmi Digugat di PTUN Kupang Oleh Armet

13 Mei 2022
Pria Asal Kupang Lompat di Perairan Alor dari Atas Kapal, Diduga Direkrut Jaringan Human trafficking

Pria Asal Kupang Lompat di Perairan Alor dari Atas Kapal, Diduga Direkrut Jaringan Human trafficking

27 Juni 2022
Puisi Anak SMA di Kupang, Jangan Panggil Aku Tiles

Puisi Anak SMA di Kupang, Jangan Panggil Aku Tiles

29 April 2023
Pria Asal Kupang Lompat di Perairan Alor dari Atas Kapal, Diduga Direkrut Jaringan Human trafficking

Diduga ada Pembiaran, Keluarga Lambert Sau Kembali Melapor ke Polda NTT Meski Pernah Ditolak

29 Juni 2022
Solidaritas Korban Penembakan, DKI Beri Warna Bendera New Zealand di JPO GBK

Solidaritas Korban Penembakan, DKI Beri Warna Bendera New Zealand di JPO GBK

0
2 Hari Hilang, Nelayan Tewas Mengambang di Pantai Cipalawah Garut

2 Hari Hilang, Nelayan Tewas Mengambang di Pantai Cipalawah Garut

0
14 Tahun Terbunuhnya Munir, Polri Didesak Bentuk Tim Khusus

14 Tahun Terbunuhnya Munir, Polri Didesak Bentuk Tim Khusus

0
Aliansi Nissan-Mitsubishi Luncurkan Livina Versi Mungil

Aliansi Nissan-Mitsubishi Luncurkan Livina Versi Mungil

0
Ketua LVRI Belu Somasi Danrem Danrem 161 Kupang

Ketua LVRI Belu Somasi Danrem Danrem 161 Kupang

18 Juni 2025
Stasi St. Petrus Manulai II Naik Status Kuasi Paroki Pada Momentum Syukur 25 Tahun

Stasi St. Petrus Manulai II Naik Status Kuasi Paroki Pada Momentum Syukur 25 Tahun

16 Juni 2025
Syukuran 25 Tahun Gereja St. Petrus Manulai II, Vincent  Mone : Panggilan Spritual Untuk Bersyukur

Syukuran 25 Tahun Gereja St. Petrus Manulai II, Vincent  Mone : Panggilan Spritual Untuk Bersyukur

16 Juni 2025
Gereja Stasi St. Petrus Manulai II Rayakan 25 Tahun, Dari Teras Rumah Menuju Persekutuan Kasih

Gereja Stasi St. Petrus Manulai II Rayakan 25 Tahun, Dari Teras Rumah Menuju Persekutuan Kasih

15 Juni 2025

Berita Terkini

Ketua LVRI Belu Somasi Danrem Danrem 161 Kupang

Ketua LVRI Belu Somasi Danrem Danrem 161 Kupang

18 Juni 2025
Stasi St. Petrus Manulai II Naik Status Kuasi Paroki Pada Momentum Syukur 25 Tahun

Stasi St. Petrus Manulai II Naik Status Kuasi Paroki Pada Momentum Syukur 25 Tahun

16 Juni 2025
Syukuran 25 Tahun Gereja St. Petrus Manulai II, Vincent  Mone : Panggilan Spritual Untuk Bersyukur

Syukuran 25 Tahun Gereja St. Petrus Manulai II, Vincent  Mone : Panggilan Spritual Untuk Bersyukur

16 Juni 2025
Gereja Stasi St. Petrus Manulai II Rayakan 25 Tahun, Dari Teras Rumah Menuju Persekutuan Kasih

Gereja Stasi St. Petrus Manulai II Rayakan 25 Tahun, Dari Teras Rumah Menuju Persekutuan Kasih

15 Juni 2025
NTT PEDIA

Alamat Redaksi :Jl Antar Nusa,RT 51/RW 09, Kelurahan Liliba, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.
e-mail : redaksinttpedia@gmail.co, Contak Person : 081337095190, 082298012333

Follow Us

Browse by Category

  • Alor
  • Bank Mandiri
  • Belu
  • Berita
  • BNI 46
  • Bola & Sports
  • Daerah
  • Ende
  • Featured
  • Flores
  • Flotim
  • Galeri
  • Hukrim
  • Kab.Kupang
  • Korupsi
  • Kupang
  • Lembata,
  • Mabar
  • Malaka
  • Manggarai
  • Manggarai Raya
  • Matim
  • Nagekeo
  • Nasional
  • News
  • Ngada
  • Olahraga
  • Opini
  • Otomotif
  • Politik
  • Rote Ndao
  • Sabu Rajua
  • Seputar NTT
  • Sikka
  • Sumba
  • TTS
  • TTU
  • Uncategorized

Recent News

Ketua LVRI Belu Somasi Danrem Danrem 161 Kupang

Ketua LVRI Belu Somasi Danrem Danrem 161 Kupang

18 Juni 2025
Stasi St. Petrus Manulai II Naik Status Kuasi Paroki Pada Momentum Syukur 25 Tahun

Stasi St. Petrus Manulai II Naik Status Kuasi Paroki Pada Momentum Syukur 25 Tahun

16 Juni 2025
  • Indeks
  • Kode Etik
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
  • Hukrim
  • Korupsi
  • Nasional
  • Olahraga
  • Politik
  • Opini
  • Daerah
    • Kupang
    • TTU
    • Sumba
    • Kab.Kupang

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In