Kupang, NTTPedia.id – Anggota Komisi I DPR RI Dapil NTT II, Gavriel Putranto Novanto menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya Prada Lucky Chepril Saputra Namo.
Gavriel Novanto melalui stafnya di Kupang Sokan Teibang melayat ke rumah duka untuk memberikan dukungan baik moril maupun materil kepada keluarga besar, terutama ayah, ibu, kakak dan adik-adik yang ditinggalkan.
Menurut Sokan Teibang, ayah Prada Lucky Namo Serma Cristian Namo berharap adanya keadilan atas kematian putranya. Hal yang sama juga diharapkan ibunda Lucky Namo, Sepriana Paulina Mirpey.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ibunda Prada Lucky Namo menyampaikan terima kasih kepada Pak Gavriel Novanto, serta berharap Pak Gavriel Novanto sebagai anggota Komisi I yang bermitra dengan TNI membantu agar mengawal kasus ini di pusat,” jelasnya, Sabtu (9/8/2025).
Gavriel Novanto yang dihubungi dari Kupang menyatakan, siap mengawal kasus ini di Mabesad hingga tuntas sehingga keluarga Prada Lucky Namo bisa mendapatkan keadilan.
Sebagai anggota Komisi I DPR RI yang membidangi pertahanan, Gavriel menekankan bahwa tindakan kekerasan dalam tubuh militer adalah praktik yang tidak dapat ditoleransi, terlebih ketika berujung pada hilangnya nyawa seorang prajurit muda yang baru saja mengabdikan diri kepada negara.
“Tidak ada alasan, tidak ada pembenaran atas kekerasan. Bila terbukti bersalah, para pelaku harus dihukum berat sesuai hukum militer dan hukum pidana umum. Institusi TNI harus menjadi pelindung rakyat, bukan tempat praktik kekerasan antar sesama prajurit,” tegas legislator Fraksi Partai Golkar tersebut.
Gavriel juga mengapresiasi dan mendukung penuh langkah cepat Pangdam IX/Udayana dan jajaran Kodam dalam menangani kasus ini, serta meminta agar penyelidikan dilakukan secara transparan dan akuntabel, agar kepercayaan publik terhadap institusi TNI tetap terjaga.
Sebagai wakil rakyat dari NTT, Gavriel Novanto juga mendorong adanya evaluasi menyeluruh terhadap sistem pembinaan prajurit muda di satuan militer untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
“Segera saya akan bahas kasus ini dengan Pak Menhan dan Pak Panglima TNI pada masa sidang Agustus ini. Ini bukan sekadar kasus kekerasan, ini adalah soal martabat, keadilan, dan nyawa anak bangsa yang tidak boleh hilang sia-sia,” tutupnya.